Pendidikan merupakan hak yang dimiliki oleh seluruh warga tanpa memandang fisik, kasta, sosial serta pendidikan berperan untuk membentuk karakter siswa. Ekstrakurikuler kepramukaan merupakan kegiatan yang menarik dan menyenangkan yang dalam pelaksanaannya diharapkan dapat membina karakter siswa tunarungu. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis : 1) Pelaksanaan kegiatan kepramukaan di SLB Islam Qotrunnada Banguntapan Bantul. 2) Proses internalisasi nilai-nilai karakter pada siswa tunarungu melalui kegiatan kepramukaan di SLB Islam Qotrunnada Banguntapan Bantul. 3) Fator pendukung dan penghambat pelaksanaan kegiatan kepramukaan di SLB Islam Qotrunnada Banguntapan Bantul. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Riseach), metode deskriptif kualitatif, pendekatan filosofi dan pedagogis. Tekhnik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara serta dokumentasi. Teknik Analisis Data menggunakan teori P. Joko Subagyo dan Uji Keabsahan Data menggunakan Triangulasi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pelaksanaan kegiatan kepramukaan pada siswa tunarungu di SLB Islam Qotrunnada Banguntapan Bantul berlandaskan Prinsip Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, Metode Kepramukaan yang digunakan yaitu belajar sambil melakukan, kegiatan di alam terbuka, kegiatan kelompok, kerjasama, dan menantang, kehadiran orang dewasa, dan kegiatan kepramukaan di SLB Islam Qotrunnada merupakan ekstrakurikuler wajib diikuti oleh siswa kelas 4 SDLB sampai SMALB, Ragam kegiatan keprmukaan di SLB Islam Qotrunnada yaitu Pertemuan yang bersifat pesta, Perkemahan, Perlombaan kepramukaan, Latihan rutin mingguan, Materi kepramukaan yang telah di ajarkan yaitu Sandi pramuka, semaphore, tali-temali, dagbar dan mendirikan tenda. Internalisasi nilai-nilai karakter di SLB Islam Qotrunnada dilakukan menggunakan beberapa tahap yaitu, tahap transformasi nilai, transaksi nilai, dan trans-internalisasi nilai serta menggunakan strategi keteladanan, pembiasaan, pemberian nasehat dan kedisiplinan. Dasar pendidikan Islam dari segi Yudiris atau hukum, Segi Religius dan segipsikologi. Faktor pendukung, Adanya guru tambahan, Kerjasama degan wali murid terjalin dengan sangat baik, Guru yang berkompeten, Metode yang kreatif dan menyenangkan dan, Adanya pengulangan materi. Faktor penghambat yaitu Penggunaan bahasa isyarat pada siswa tunarungu, Sarana dan Prasarana yang kurang memadai dan, Perasaan/Mood anak yang berubah-ubah.