Tulisan ini mencoba mendeskripsikan konstruksi pemaknaan pesantren Wali Sembilan di Tuban Jawa Timur dalam pelestarian lingkungan berbasis nilai teologis yang diimplementasikan dalam program sustensi hutan di Tuban, Jawa Timur. Berdasarkan dalil-dalil teks keagamaan, pesantren ini mencoba melakukan rekonstruksi teologis dan ontologis dalam rangka tata kelola lingkungan yang melibatkan peran masyarakat sekitar hutan. Terdapat lima motivasi dalam program sustensi hutan yang dilakukan pesantren ini, yakni motivasi ekonomi, sosial, pendidikan teologi dan lingkungan. Melalui pendekatan fenomenologi dan konstruksi sosial, ditemukan data unik bahwa pendidikan ekologis sudah ada dalam alam pikiran masyarakat. Kekuatan agama dan budaya lokal mampu membangun relasi sosial diantara masyarakat dalam upaya menjaga keseimbangan hutan.