Mustopa, Muhammad Ali (2025) ZULM DAN BAGYU DALAM AL QU'RAN: ANALISIS TEORI LA TARADUF MUHAMMAD SYAHRUR. Masters thesis, IIQ AN NUR YOGYAKARTA.

[thumbnail of COVER_DAFTAR ISI] Text (COVER_DAFTAR ISI)
SEKRIPSI MUSTOFA-COVER_DAFTAR ISI.pdf - Published Version

Download (1MB)
[thumbnail of BAB I] Text (BAB I)
21202097_BAB I.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (345kB)
[thumbnail of BAB II] Text (BAB II)
21202097_BAB II.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (339kB)
[thumbnail of BAB III] Text (BAB III)
21202097_BAB III.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (738kB)
[thumbnail of BAB IV] Text (BAB IV)
21202097_BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (579kB)
[thumbnail of BAB V] Text (BAB V)
21202097_BAB V.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (246kB)
[thumbnail of DAFTAR PUSTAKA] Text (DAFTAR PUSTAKA)
SEKRIPSI MUSTOFA-DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (229kB)
[thumbnail of LAMPIRAN] Text (LAMPIRAN)
SEKRIPSI MUSTOFA-LAMPIRAN.pdf - Published Version

Download (267kB)

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena kebahasaan dalam Al-Qur’an yang menampilkan dua kata, ẓulm dan bagyu , yang sering dianggap memiliki makna sinonim, yaitu “kezaliman” atau “aniaya.” Dalam khazanah tafsir klasik, kedua kata ini kerap disamakan maknanya, seperti dalam pandangan Ibnu Katsir. Namun, menurut teori la tarāduf (anti-sinonimitas) yang dikembangkan oleh pemikir kontemporer Muhammad Syahrur, setiap kata dalam Al-Qur’an memiliki makna yang unik dan tidak saling bertukar. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa kata ẓulm dan bagyu bukanlah sinonim mutlak, tetapi memiliki perbedaan makna yang spesifik berdasarkan konteks penggunaannya dalam Al-Qur’an.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif-deskriptif dengan pendekatan kepustakaan (library research). Data primer berupa ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung kata ẓulm dan bagyu , khususnya dalam Surah Asy-Syūrā (42): 42, Al-Isrā’ (17): 59, dan Yūnus (10): 90. Teknik analisis dilakukan dengan dua pendekatan utama dalam linguistik Arab, yaitu analisis sinkronik (struktur kata dalam satu waktu) dan diakronik (pergeseran makna sepanjang waktu). Teori la tarāduf Muhammad Syahrur menjadi kerangka analisis utama yang didukung dengan telaah semantik dan tafsir dari berbagai ulama klasik dan kontemporer.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ẓulm dan bagyu memang memiliki irisan makna dalam konteks kezaliman, namun keduanya tidak identik. ẓulm cenderung merujuk pada tindakan menyimpang dari keadilan, seperti mengambil hak orang lain, bersifat tidak adil, atau melanggar amanah, sementara bagyu lebih merujuk pada sikap atau tindakan yang melampaui batas, sering kali berkonotasi pemberontakan atau kekuasaan yang disalahgunakan. Temuan ini memperkuat klaim Muhammad Syahrur bahwa Al-Qur’an tidak mengenal sinonim mutlak, melainkan setiap diksi dipilih secara teliti dengan fungsi semantik yang khas.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Zulm dan Bagyu , Al-Qur’an, la tarāduf, Muhammad Syahrur, Linguistik Arab, Makna Kata
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir
Depositing User: Users 649 not found.
Date Deposited: 04 Sep 2025 09:23
Last Modified: 04 Sep 2025 09:23
URI: https://repository.nur.ac.id/id/eprint/1163

Actions (login required)

View Item
View Item