Analisis Maqasid Syariah Terhadap Penerapan (Maro) Akad Muzara’ah di Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan akad muzara’ah (maro) dalam perspektif Maqashid Syariah di Desa Suka Mulya, Kecamatan Lemong, Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung. Maro merupakan bentuk kerja sama antara pemilik lahan dan penggarap yang lazim diterapkan dalam sistem pertanian setempat. Namun dalam praktiknya, kesepakatan akad sering kali hanya dilakukan secara lisan dan tidak memenuhi seluruh unsur dan rukun akad muzara’ah sebagaimana ketentuan fikih muamalah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus, di mana data diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi terhadap pelaku maro, baik pemilik lahan maupun penggarap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik maro di Desa Suka Mulya telah memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, khususnya penggarap yang tidak memiliki lahan. Dalam konteks Maqashid Syariah, praktik ini mampu mendukung lima unsur pokok: memelihara agama (hifz al-din), jiwa (hifz al-nafs), harta (hifz al-mal), keturunan (hifz al-nasl), dan akal (hifz al-‘aql). Kendati demikian, dari sisi implementasi akad muzara’ah, masih terdapat kekurangan seperti tidak adanya perjanjian tertulis dan ketidakseimbangan dalam pembagian hasil panen. Hal ini dapat menimbulkan potensi kerugian atau ketidakadilan, yang bertentangan dengan tujuan utama Maqashid Syariah yaitu menciptakan kemaslahatan dan menolak kemudharatan. Oleh karena itu, diperlukan edukasi dan pembinaan terhadap masyarakat agar praktik maro dapat berjalan sesuai prinsip-prinsip syariah, baik dalam akad maupun dalam pelaksanaan bagi hasil. Dengan penerapan yang tepat, sistem ini dapat menjadi solusi ekonomi berkelanjutan dan berkeadilan bagi masyarakat desa.