Penelitian ini berangkat dari fenomena adanya perbedaan penulisan hamzah washal pada mushaf-mushaf Al-Qur’an yang beredar di masyarakat, khususnya Mushaf Madinah dan Mushaf Standar Indonesia. Perbedaan ini, meskipun secara ilmu qirā’at dan rasm tidak menyalahi aturan, namun dalam praktiknya dapat menimbulkan kebingungan, terutama bagi pembelajar Al-Qur’an pemula. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini difokuskan untuk mengkaji karakteristik perbedaan penulisan hamzah washal dalam Mushaf Madinah dan Mushaf Standar Indonesia pada Surah Al-Kahfi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Data primer diperoleh dari Mushaf Madinah cetakan Mujamma’ al-Malik Fahd tahun 1417 H dan Mushaf Standar Indonesia Al-Hufaz terbitan Cordoba, Bandung tahun 2022. Analisis dilakukan dengan membandingkan bentuk penulisan hamzah washal pada Surah Al-Kahfi dalam kedua mushaf, serta mendeskripsikan klasifikasinya menurut ilmu sharaf dan dhabṭh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hamzah washal dalam Surah Al-Kahfi terdapat 170 lafaz yang muncul dalam tiga bentuk utama: 29 fi’il, 141 al-ta‘rīf, dan 2 kasus iltiqāʾus-sākinain, sementara dalam bentuk isim tidak ditemukan. Mushaf Madinah secara konsisten menampilkan simbol khusus berupa kepala shod kecil (ٱ) di atas alif, sedangkan Mushaf Standar Indonesia menuliskannya dengan bentuk alif biasa tanpa simbol tambahan. Perbedaan ini tidak memengaruhi makna ayat, namun berimplikasi pada ketepatan pelafalan, pemahaman struktur kata, serta proses pembelajaran Al-Qur’an. Temuan ini menegaskan bahwa literasi mushaf menjadi aspek penting agar umat Islam dapat memahami variasi penulisan yang sah secara keilmuan.