Populasi lansia di Kabupaten Bantul terus meningkat. Peningkatan usia harapan hidup membawa konsekuensi pada kebutuhan akan kualitas hidup yang lebih baik bagi lansia. Semakin kompleks permasalahan yang dihadapi lansia, maka semakin kompleks juga penanganan yang harus dilakukan untuk mencegah permasalahan di kemudian hari. Salah satu aspek penting dalam kualitas hidup lansia adalah nilai religiusitas. Dengan adanya kualitas nilai religiusitas yang bagus akan membantu lansia untuk dapat menghadapi permalasahan baik kesepian yang berdampak pada penurunan kesehatan lansia hingga permasalahan sosial. Nilai religiusitas dapat memberikan dukungan psikologis berupa pengurangan risiko kecemasan dan depresi. Menurut Rahmi, dkk (2024) menyebutkan bahwa semakin tinggi nilai religiusitas maka akan semakin berkurang kesepian yang dirasakan oleh lansia, begitu juga sebaliknya. Penguatan dan penanaman religiusitas bagi lansia memiliki makna yang sangat penting, baik dari sisi psikologis, sosial, maupun spiritual. Salah satu bentuk kegiatan penguatan dan penanaman nilai religiusitas lansia di Kalurahan Guwosari melalui kegiatan Pesantren Lansia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses kegiatan Pesantren Lansia LLT Rasa Sayang dan hasilnya dalam rangka untuk penguatan nilai religiustitas lansia aktif di Kalurahan Guwosari. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara, dokumentasi, dan pengamatan lapangan. Analisis data menggunakan teknik analisis isi. Uji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut. 1) proses pelaksanaan Pesantren Lansia yang dilaksanakan oleh tim LLT Rasa Sayang pada bulan ramadhan 1446 H., dengan melibatkan 13 peserta lansia aktif di Kalurahan Guwosari, Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul. 2) Kegiatan Pesantren Lansia dilaksanakan melalui 5 (lima) tahapan yaitu: persiapan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan & evaluasi, serta tindak lanjut & keberlanjutan. 3) Penguatan nilai religiusitas lansia aktif melalui Pesantren Lansia LLT Rasa Sayang dapat dilihat aspek spiritual, emosional, maupun sosial-keagamaan yang meliputi: (a) peningkatan kualitas ibadah pribadi, (b) tumbuhnya kesadaran spiritual dan keinginan memperbaiki diri, (c) perubahan sikap yang positif, dan (d) terciptanya komunitas religius yang positif.