Penelitian ini bertujuan untuk menelaah bagaimana proses mengembangan kecerdasan linguistik santri dilakukan melalui implementasi gerakan literasi di Pondok Pesantren Kreatif Baitul Kilmah yang berlokasi di Pajangan, Bantul. Kecerdasan linguistik dalam penelitian ini dimaknai sebagai kemampuan individu dalam memanfaatkan bahasa secara optimal, baik secara lisan maupun tulisan, untuk menyampaikan ide, memahami informasi, dan membangun makna. Gerakan literasi di lingkungan pesantren tersebut dimanfaatkan sebagai media strategis untuk memperkuat kemampuan berbahasa santri melalui berbagai kegiatan seperti membaca, menulis, berdiskusi, serta menerbitkan karya-karya tulis. Penelitian ini merupakan studi lapangan dengan pendekatan kualitatif melalui metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, serta dianalisis menggunakan model Miles dan Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Uji keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program literasi di pesantren dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti pembiasaan membaca, menulis, diskusi, dan penyediaan fasilitas literasi yang mendukung. Implementasi program tersebut berhasil meningkatkan kecerdasan linguistik santri, terlihat dari peningkatan kemampuan membaca, menulis, berpikir kritis, dan berkomunikasi secara efektif. Meskipun dihadapkan pada berbagai kendala seperti lemahnya budaya membaca bagi santri baru yang menempuh Pendidikan di pondok pesantren , keterbatasan waktu, serta pengaruh negatif media sosial, program literasi yang dirancang secara kreatif dan kontekstual tetap mampu memberikan dampak positif. Dampak positif tersebut terlihat dari meningkatnya keterampilan membaca kritis, kemampuan menulis kreatif, dan kepercayaan diri santri dalam menyampaikan ide secara lisan maupun tulisan. Selain itu, santri menunjukkan peningkatan partisipasi aktif dalam kegiatan diskusi, kemampuan memahami teks keagamaan dan non-keagamaan dengan lebih mendalam, serta keberhasilan menghasilkan karya tulis yang layak dipublikasikan di media internal maupun eksternal pesantren.