Mushoffa, Muhammad (2025) MAKNA WAJH ALLAH DALAM TAFSIR AL-QUR'AN AL-KARIM KARYA MUHAMMAD BIN SALIH AL-USAIMIN. Masters thesis, IIQ AN NUR YOGYAKARTA.
21202104_COVER_DAFTAR ISI.pdf - Published Version
Download (1MB)
21202104_BAB I.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only
Download (716kB)
21202104_BAB II.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only
Download (640kB)
21202104_BAB III.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only
Download (673kB)
21202104_BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only
Download (856kB)
21202104_BAB V.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only
Download (558kB)
21202104_DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version
Download (569kB)
21202104_LAMPIRAN.pdf - Published Version
Download (2MB)
Abstract
Penelitian ini berangkat dari dinamika umat muslim dalam memahami ayat-ayat antropomorfisme seperti wajh Allāh. Dalam al-Qur’an, terdapat sebelas ayat yang memuat frasa wajh yang di-iḍāfah-kan kepada Allah yang dipahami secara berbeda oleh para ulama. Sebagian memaknainya sebagai majaz, sementara yang lain menetapkannya sebagai sifat Allah. Padahal, frasa wajh memiliki makna yang abstrak dan sangat luas. Dalam memahami frasa tersebut, al-‘Uṡaimīn memiliki peran penting dengan melanjutkan tradisi penafsiran tema tersebut melalui pendekatan khas Salafi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna wajh Allāh dalam Tafsīr al-Qur’ān al-Karīm Karya Muḥammad bin Ṣāliḥ al-‘Uṡaimīn, menelaah metodologi yang ia gunakan, serta mengkaji implikasi dari penafsirannya. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan metode kepustakaan (library research), menggunakan pendekatan teologis serta teori ayat-ayat antropomorfisme sebagai kerangka analisis dengan metode analisisnya yaitu analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa al-‘Uṡaimīn menafsirkan wajh Allāh sebagai ‘wajah’ Allah yang hakiki. Metode yang ia gunakan adalah menetapkan makna lahiriah (ẓāhir) frasa wajh lalu meng-itsbāt-nya sebagai sifat hakiki, dengan menolak pendekatan ta’wīl maupun tafwīḍ, namun tetap menjunjung tinggi prinsip tanzīh. Implikasinya, al-‘Uṡaimīn menganggap golongan mufawwiḍ dan mu’awwil sebagai bagian dari ahl al-ta‘ṭīl, melakukan beberapa kontradiksi dalam penafsiran, menuai kritik karena menetapkan wajh sebagai sifat dzātiyyah, dan melakukan penafsiran yang mengarah pada tasybīh.
| Item Type: | Thesis (Masters) |
|---|---|
| Uncontrolled Keywords: | Wajh Allāh, wajh, Tafsīr al-Qur’ān al-Karīm, al-‘Uṡaimīn, ayat-ayat antropomorfisme, Salafi, Asy’ariyah, Itsbāt, Ta’wīl, dan Tafwīḍ |
| Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc |
| Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir |
| Depositing User: | Users 660 not found. |
| Date Deposited: | 04 Sep 2025 07:24 |
| Last Modified: | 04 Sep 2025 07:24 |
| URI: | https://repository.nur.ac.id/id/eprint/1203 |
