Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengalaman keagamaan santri disabilitas netra di Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam (Yaketunis) dalam memaknai Mushaf Al-Qur’an Standar Braille dengan menggunakan pendekatan hermeneutika Hnas-Georg Gadamer. Latar belakang penelitian ini didasari oleh pentingnya memahami proses pemaknaan teks suci bagi pembaca disabilitas netra dengan mengadalkan indera peraba, serta pengaruh tradisi dan pengalaman hidup dalam memaknai suatu teks. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi, dan kemudian dianalisis menggunakan konsep fusion of horizon Gadamer. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa mushaf Al-Qur’an Braille tidak hanya berfungsi sebagai media baca, tetapi juga menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, membentuk identitas keagamaan dan dapat meningkatkan kepercayaan diri dalam menjalankan ibadah. Proses pemaknaan dipengaruhi dengan adanya dialog antara teks, pengalaman pesonal dan tradisi yang melingkupinya. Kesimpulannya, hermeneutika Gadamer memberikan pemahaman bahwa pemaknaan mushaf Braille oleh santri Yaketunis merupakan suatu proses yang dapat terus berkembang seiring dengan interaksipembaca dengan teks dan juga konteks kehidupannya.