"Menolak bodoh adalah jihad utama. Pendidikan adalah jalannya."
Buku ini adalah seruan lantang untuk merebut kembali marwah pendidikan Islami sebagai kekuatan pembebas, bukan penjinak. Berpijak pada semangat wahyu pertama, penulis menggugat praktik pendidikan yang menyeragamkan, membungkam pertanyaan kritis, dan tunduk pada tuntutan pasar serta tren digital semu. Dengan mengusung prinsip tumbuh dan bergerak, buku ini menegaskan bahwa pendidikan harus menumbuhkan potensi unik setiap individu sekaligus menggerakkan mereka untuk menciptakan perubahan sosial. Kritik tajam terhadap pembodohan yang dipelihara oleh rezim politik, elit, agama, maupun budaya instan berpadu dengan visi profetik yang memuliakan akal, keberagaman, dan kemanusiaan. Ditulis dengan bahasa yang tegas namun mengalir, 'Pendidikan Islami : Menjadi Pembelajar Kritis dan Inklusif' bukan hanya bacaan untuk pendidik atau akademisi, tetapi juga untuk siapa saja yang ingin menjadi pembelajar sejati-mereka yang berani berpikir, peduli, dan berjuang demi peradaban yang lebih adil.