Sebagai kitab suci yang memuat sisi kemu’jizatan sastra tertinggi, Al-Qur’an menyimpan sekian banyak kata dan susunan yang dinilai sebagai majāz. Salah satunya ialah majāz isti’ārah. Keunggulan ungkapan majāz dapat dilihat dari sisi kemahiran dalam menggambarkan makna yang dikehendaki dengan gambaran yang lebih baik, sehingga membuat orang berfikir untuk memahami gaya bahasa majāz. Dalam penelitian ini peneliti tertarik menggunakan kitab Asy-Syāmil Fī Balāgah Al-Qur’an karena di dalamnya mencakup berbagai macam aspek balāgah mulai dari surah Al Fātiḥah sampai dengan Surah An-Nās dan ditulis oleh ulama’ Indonesia yang tetap mempertahankan tradisi menulis dengan menggunakan bahasa arab. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang jenis-jenis isti’ārah dan pengaruhnya terhadap penafsiran menurut M. Afifuddin Dimyati dalam Surah Al Kahf. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif berjenis penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang sumber datanya berasal dari sesuatu yang tertulis. Pada proses penelitian data primer yang peneliti gunakan adalah kitab Asy-Syāmil Fī Balāgah Al-Qur’an, sedangkan data sekunder adalah buku, jurnal, artikel dan kitab-kitab yang berkaitan dengan penelitian. Penelitian ini dianalisis melalui tahapan sebagai berikut: Menyeleksi data-data yang terkumpul baik data primer maupun data sekunder, mengidentifikasi ayat-ayat yang mengandung isti’arah dan menganalisis dengan metode descriptive-analysis sesuai dengan teori isti’ārah. Hasil penelitian ini adalah menunjukkan bahwa: Pertama, Dalam surah Al Kahf M. Afifuddin Dimyati tidak menyebutkan semua jenis isti’ārah. Di antara jenis-jenis isti’ārah yang beliau disebutkan ialah isti’ārah taṣriḥiyyah, makniyyah, tabaiyyah dan tamṡiliyyah. Kedua, pengaruh yang ditimbulkan terhadap penafsiran dengan adanya isti’ārah adalah: a. Memperjelas sesuatu yang tidak jelas b. Mempertegas sesuatu yang tampak tidak jelas, c. Muballagah (membuat penekanan).