Kepala sekolah merupakan seorang tenaga profesional guru yang diberikan tugas menjadi seorang pemimpin yang mengatur dan menentukan arah kebijakan di suatu sekolah dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Salah satu kebijakan yang diambil yaitu berkaitan dengan penguatan moderasi beragama melalui pendidikan diniyah. Pendidikan diniyah di SD Nahdlatul Ulama Sleman Yogyakarta terdiri dari muatan Akidah Akhlak, Al Qur’an Hadits, dan Fikih. Dari materi diniyah tersebut penguatan moderasi beragama dimasukkan untuk memperkuat pemahaman dan implementasi terkait moderasi beragama pada usia sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menjelaskan kebijakan kepala sekolah dalam penguatan moderasi beragama melalui pendidikan diniyah di SD Nahdlatul Ulama Sleman Yogyakarta, 2) Mengetahui nilai-nilai penguatan moderasi beragama melalui pendidikan diniyah di SD Nahdlatul Ulama Sleman Yogyakarta, 3) Mengetahui faktor pendukung dan penghambat kebijakan kepala sekolah dalam penguatan moderasi beragama melalui pendidikan diniyah di SD Nahdlatul Ulama Sleman Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif dan pendekatan studi kasus. Sumber data penelitian didapatkan dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi terkait kegiatan di SD Nahdlatul Ulama Sleman Yogyakarta. Metode analisis data menggunakan model Analisis Interaktif Miles dan Huberman. Untuk uji keabsahan data menggunakan triangulasi dan member checking. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah 1) Kepala sekolah telah menyusun kebijakan dalam penguatan moderasi beragama melalui pendidikan diniyah dengan tahap perencanaan, penetapan, pelaksanaan, dan evaluasi. 2) Nilai-nilai penguatan moderasi beragama yang tercermin yaitu: Nilai toleran (Tasamuh), toleran terhadap teman yang berbeda pemahaman, toleran pada saat mengantri mengambil makanan dan wudu, toleran terhadap orang asing yang datang, toleran terhadap lingkungan sekitar yang berbeda. Nilai keadilan (I’tidal), mengambil makan, tidak membedakan siapapun. Nilai keseimbangan (Tawazun), seimbang antara waktu pelaksanaan belajar, ibadah, makan, dan istirahat. Kesetaraan, memberlakukan kesetaraan gender, menguatkan batasan antara lakilaki dan perempuan. 3) Faktor pendukung bersumber dari kepala sekolah, guru pengampu diniyah, silabus yang sudah terstruktur dan jam yang sudah terjadwal, serta respon positif dari peserta didik dan wali peserta didik. Faktor penghambat bersumber dari penyusunan kurikulum diniyah, proses pembuatan modul diniyah, kurangnya koordinasi guru diniyah.