Latar belakang penelitian ini adalah adanya kebijakan merger yang dilakukan oleh pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja keuangan perbankan syariah juga untuk memperkuat permodalannya, dan setelah merger dilakukan apakah berdampak baik ataupun buruk untuk bank syariah tersebut. Dimana dalam penelitian akan meneliti bagaimana perbandingan kinerja keuangan bank umum syariah sebelum dan sesudah merger bagi, apakah dari aktivitas tersebut mendatangkan keuntungan atau malah merugikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah dan BRI Syariah per Desember 2020, (2) Kinerja keuangan Bank Syariah Indonesia per Desember 2021 dan (3) Perbandingan kinerja keuangan sebelum dan sesudah merger. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian studi pustaka (library research). Metode pengumpulan data secara dokumentasi atau studi kepustakaan dengan data sekunder untuk melengkapi penelitian, kemudian dianalisis menggunakan metode deskriptif komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, kinerja keuangan BNI Syariah, BRI Syariah dan Bank Syariah Mandiri berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2020 dengan metode CAMEL dikatogorikan sangat sehat, baik pada aspek permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas maupun likuiditasnya. Kedua, kinerja keuangan Bank Syariah Indonesia berdasarkan laporan keuangan tahunan Bank Syariah Indonesia per Desember 2021 dengan menggunakan metode CAMEL juga dikategorikan sangat sehat, dalam aspek permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas maupun likuiditasnya. Ketiga, perbandingan kinerja keuangan bank umum syariah sebelum dan sesudah merger dengan metode CAMEL diketahui bahwa dalam aspek permodalan jika dilihat secara simultan juga mengalami kenaikan sebesar 3%, pada aspek kualitas aset jika dilihat secara simultan atau rata-ratanya nilai rasio KAP juga sedikit menurun sebesar 0,4%. Pada aspek manajemen Jika dilihat secara simultan atau rata-ratanya nilai rasio KAP juga sedikit menurun sebesar 0,4% dari sebelum merger. Pada aspek rentabilitas nilai rasio ROA bagi Bank Syariah Mandiri setelah merger nilai rasio ROA mengalami penurunan sebesar 0,04% dan tidak menguntungkan. Pada aspek likuiditas nilai rasio LDR jika secara simultan atau rataratanya juga mengalami penurunan sebesar 12,87%.