Hedonisme merupakan sebuah aliran filsafat Yunani, yang mendeskripsikan esensi kehidupan manusia di dunia, berupa kesenangan dan menghindari perasaanperasaan menyakitkan. Dalam perkembangannya, hedonisme terkontaminasi paham kapitalisme, sehingga makna kesenangan bergeser menjadi sebuah sikap negatif yang selalu memprioritaskan hawa nafsu, dan cenderung materialistik. Meskipun begitu, banyak sekali manusia yang menggunakan paham ini sebagai gaya hidup sehari-hari.
Adapun penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dalam bentuk analisis-deskriptif. Analisis data pada penelitian ini mengaplikasikan teori tafsir maqāṣidi Abdul Mustaqim. Kajian tafsir maqāṣidi Abdul Mustaqim merupakan upaya untuk membedah segala maksud yang terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur’an, yang sifatnya masih mujmal. Penelitian ini memfokuskan pada dua aspek, yaitu bentuk perilaku hedonis yang terdapat dalam Al-Qur’an, dan maksud banyaknya ayat-ayat Al-Qur’an yang mencela perilaku hedonis.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan, pertama, perilaku hedonis dalam AlQur’an digambarkan dengan istilah tabżīr, israf, itraf, tafākhur, takāṡur, tabarruj, dan la‘ib wa lahw yang berjumlah 43 ayat. Kedua, maksud banyaknya ayat-ayat Al-Qur’an yang mencela perilaku hedonis, yakni perilaku hedonis dapat mengantarkan manusia pada sifat yang paling dilarang Allah, yakni tinggi hati, serta menyimpang landasan pokok maqaṣid syari‘ah, berupa; hifż nafs (menjaga jiwa), hifż dīn (menjaga agama), hifż māl (menjaga harta), hifż nasl (menjaga keturunan), hifż ‘aql (menjaga akal), hifż daulah (menjaga negara) dan hifż bi’ah (menjaga lingkungan). Hal ini dapat disimpulkan hierarki maqaṣid atas larangan perilaku hedonis adalah al-ḍaruriyah.