PENAFSIRAN K.H. SHOLEH DARAT AL-SAMARANI TENTANG AYAT-AYAT MUTASYĀBIHĀT DALAM Q.S. ALBAQARAH (Studi Tafsir Faid Al Rahman)

Penulisan skripsi ini berangkat dari, pertama, hipotesa bahwa al-Qur’an memiliki sisi ambiguitas dalam pemaknaan sehingga kajian terhadap tafsir al-Qur’an menjadi penting. Kedua, K.H. Sholeh Darat terkenal dalam seluruh karyanya termasuk tafsir Faiḍ al-Raḥmān menggunakan bahasa Jawa pegon, hal ini menunjukan bahwa audience-nya adalah masyarakat Jawa, yang mana ini sangat jarang ditemukan pada sosok ulama lain. Ketiga, K.H. Sholeh Darat terkenal dengan karakter sufinya sehingga dalam penafsirannya, K.H. Sholeh Darat cendrung menafsirkan berdasarkan isyarat-isyarat yang tersembunyi tidak berdasarkan zahirnya (sufi isyari). Skripsi ini termasuk dalam jenis penelitian library research (kepustakaan), Penulis mengunakan pendekatan deskriptif-analitis dengan cara (1). mengumpulkan ayat-ayat mutasyābihāt (2). Menentukan jenis ayat mutasyābihāt. (3). Menganalisis ayat. (4). Menarik kesimpulan untuk memahami pemikiran dan pandangan K.H. Sholeh Darat. Tujuan penelitian ini ialah: pertama, untuk mengungkap penafsiran K.H. Sholeh Darat terhadap ayat-ayat mutasyābihāt Q.S. al-Baqarah yang terdapat dalam tafsir Faiḍ al-Raḥmān. Kedua, untuk mengetahui metodologi dan pendekatan K.H. Sholeh Darat dalam menafsirkan ayatayat mutasyābihāt Q.S. al-Baqarah dalam tafsir Faiḍ al-Raḥmān. Hasil penelitian ini ialah: pertama, K.H. Sholeh Darat dalam menafsirkan ayat-ayat mutasyābihāt tidak hanya berhenti pada makna teks (literal text), akan tetapi ditafsirkan lebih kontekstual (contexstual) dan bernuansa sufistik (sufism-interpretations). Diantara hasil yang paling terlihat ialah penafsiran Q.S. al-Baqarah: 1 (alif-lam-mim), yang dimaknai dengan bahwa ayat-ayat maqṭu’ah mengandung isyarat bahwa kalam Allah adalah qadim, bukan karena huruf dan kalimat seperti yang tertulis, meskipun di awal penafsirannya dimulai dengan wallahu a’lam bi muradih. Kedua, metodologi penafsiran tafsir Faiḍ al-Raḥmān, dapat dikategorikan sebagai tafsir tahlili (analisis), karena di samping merujuk pendapat mufasir lain, di dalamnya juga memuat semacam “kreasi” penafsiran K.H. Sholeh Darat, meskipun tidak mencantumkan asbab al-nuzul, baik mikro maupun makro. Rekomendasi atau saran kepada peneliti lain: dapat menjelaskan bagaimana signifikansi dan dampak pemikiran tafsir K.H. Sholeh Darat terhadap perkembangan tafsir, dan meneliti bagaimana relevansi tafsir Faiḍ al-Raḥmān dengan perkembangan zaman.