HADIS-HADIS RELASI SUAMI ISTRI DALAM KITAB AKHLᾹQ AL-NISᾹ KARYA MUSLIH BIN MIFTAH (Studi Ma'ani Al-Hadis)

Kitab Akhlᾱq al-Nisᾱ’ merupakan kitab yang ditulis oleh Muslih Bin Miftah dari Pekalongan, Jawa Tengah. Kitab ini menulis tentang hadis-hadis yang berhubungan dengan akhlak yang seyogyanya dimiliki oleh setiap perempuan. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dan berjenis penelitian kepustakaan (library research). Fokus penelitian skripsi ini ditentukan untuk menjawab bagaimana pemaknaan hadis tentang relasi suami istri dan relevansi hadis tentang relasi suami istri dalam konteks masa kini. Data utama yang menjadi pegangan dalam penelitian ini adalah kitab Akhlᾱq al-Nisᾱ’. Dan data sekunder dalam penelitian ini adalah segala data yang mendukung dan membantu, menunjang serta melengkapi selain sumber data utama. Adapun teori yang diterapkan dalam penelitian ini adalah teori ma’ᾱni al-hadis yang ditawarkan oleh Musahadi HAM. Hasil dari penelitian terhadap hadis-hadis relasi suami istri dalam kitab Akhlᾱq al-Nisᾱ’ ini yaitu: (1). Hadis tentang relasi suami istri ini pada dasarnya semua hadis dimaknai secara tekstual, jika dimaknai hanya sebatas tekstual, hadis ini sangat menekankan keharusan perempuan untuk bersikap tunduk, hormat, dan tawadhu’ terhadap suami dan belum bisa menunjukkan kearifan hukum-hukum Islam dalam memahami posisi dan peran masing-masing suami istri dalam kehidupan berkeluarga. (2). Hadis relasi suami istri yang ada di dalam kitab tersebut sangat kurang relevan bahkan tidak relevan jika dikaitkan dengan konteks masa kini. Karena saat ini sudah banyak ditemukan perempuan-perumpuan yang berkiprah di dunia politik, menjadi pemimpin, bekerja sebagai tenaga kerja asing di luar negri, menuntut ilmu di luar negri, menggantikan suaminya mencari nafkah dan masih banyak lagi hal lain yang sudah dilakukan oleh perempuan yang statusnya sudah mulai menyamai kedudukan laki-laki. Dalam kajian kontemporer saat ini hadis-hadis tersebut terkesan menyudutkan perempuan. Sekalipun sanad suatu hadis tersebut bernilai hasan ataupun sahih, belum tentu bisa di amalkan matan/ redaksinya.