PENAFSIRAN GUS BAHA' TENTANG AGAMA NABI IBRAHIM PADA KANAL YOUTUBE NGAJI GUS BAHA' JOGJA (QS. AL-BAQARAH 2:130-141)

Penyampaian kajian tafsir yang menonjol dan dipakai banyak kiai di Indonesia yaitu pola serta metode pesantren dengan bimbingan langsung oleh kiai. Namun, dewasa ini adanya perkembangan teknologi juga bertambahnya dai dan ustadz milenial menjadikan muncul banyak sekali pola dan metode pengajaran tafsir. Kajian kitab yang akrab disampaikan pada pesantren-pesantren dengan Kiai sebagai penyampainya dimasa kini sudah harus mendapatkan pengembangan. Kendati demikian, kiai yang berasal dari Rembang ini memiliki daya tarik tersendiri di khalayak ramai masyarakat pengguna media sosial, khusunya YouTube. Kiai yang dikenal dengan nama Gus Baha’ ini memiliki pengajian yang diunggah di akun YouTube oleh para santrinya. Gaya khas penyampaian dengan menggunakan bahasa Jawa serta pembawaan yang santai juga humoris dapat sangat jelas diterima oleh semua kalangan. Dengan keunikan Gus Baha’, beliau berhasil menyampaikan kajian kitab Tafsīr al-Jalalaīn karang Imam Jalaluddi al-Mahali dan Imam Jalaluddin as-Suyuti untuk dapat didengar serta dipelajari oleh masyarakat pada jangkauan luas pada media YouTube. Oleh sebab itu, penelitian ini menggambarkan bagaimana penafsiran dan juga kontekstualisasi penyampaian Gus Baha’ QS. 2:130-141 pada kanal YouTube Ngaji Gus Baha’ Jogja. Metode penelitian yang digunakan ialah metode kualitatif yaitu metode dengan tujuan mengungkapkan serta menggambarkan. Ada dua Langkah yang dilakukan dalam menggumpulkan data, yaitu: pertama, pengumpulan data primer mengambil sumber dari video kajian Gus Baha’ pada kanal YouTube Ngaji Gus Baha’ Jogja. Kedua,sumber data sekunder yang diperoleh dari kitab tafsir, buku, artikel, jurnal, dan sumber literasi lain yang berkaitan dengan kajian tafsir. Subjek dalam penelitian ini yaitu Gus Baha’, sedangkan objek penelitiannya yaitu QS. alBaqarah ayat 130-141. Hasil dari penelitian ini, kajian Gus Baha’ QS. 2:130-141 terdapat dua tema pembahasan yaitu wasiat Nabi Ibrahim dan agama yang diterima disisi Allah SWT. Agama Islam bukan diturunkan priode Nabi Ibrahim, melainkan priode Nabi Muhammad SAW. Kata Islam pada QS. 2:130-141 bermakna perilaku berserah diri kepada Allah SWT. Kontekstualisasi pada tema ayat yaitu pentingnya menjaga dan meneruskan warisan agama kepada generasi berikutnya. Serta pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan dalam umat Islam. Meskipun umat Islam terdiri dari berbagai kelompok, aliran, dan budaya, seharusnya tidak berselisih dalam keyakinan dan prinsip dasar agama.