IMPLEMENTASI KAJIAN KITAB SAFINAH AL-NAJAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS IBADAH PARA LANSIA DI MAJELIS TAKLIM AL-HIDAYAH WONOKROMO PLERET BANTUL

Kajian kitab merupakan kegiatan mengkaji kitab-kitab kuning yang di sampaikan oleh seorang kiai di mana kitab tersebut banyak membahas berbagai macam ilmu seperti tasawuf, teologi, fikih dan masih banyak lagi. Karena kajian kitab tidak hanya disampaikan di kalangan pesantren melainkan juga masuk dalam lingkungan masyarakat maka, kitab yang digunakan tidak selalu dengan bahasa Arab gundul atau tidak ada harakat dan maknanya akan tetapi menggunakan kitab yang sudah memiliki harakat dan maknanya, biasanya makna yang digunakan adalah tulisan Arab dengan bahasa Jawa. Seperti yang digunakan pada kajian kitab Safi >n a h a l Naja >h dalam meningkatkan kualitas ibadah para lansia di Majelis Taklim Al-Hidayah. Metode yang digunakan dalam pembelajarannya adalah metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi. Penelitian ini bertujuan untuk: menjelaskan kegiatan metode pembelajaran kajian kitab Safi >nah al - Naja >h dalam meningkatkan kualitas ibadah para lansia di Majelis Taklim Al-Hidayah Wonokromo. Mengetahui hasil dari pembelajaran kajian kitab tersebut serta faktor pendukung dan faktor penghambat dalam kajian kitab Safi>nah al - N aja >h .
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sumber data penelitian yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis menggunakan langkah-langkah dari Milles dan Hubermen. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber.
Hasil penelitian dalam skripsi ini menunjukkan bahwa: kegiatan pembelajaran kajian kitab Safi>nah al - N aja >h dalam meningkatkan kualitas ibadah para lansia di Majelis Taklim Al-Hidayah, menggunakan tiga metode pembelajaran yaitu metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi. Adapun hasil dari kajian kitab tersebut adalah sikap, perilaku dan interaksi sosial sesuai dengan norma-norma agama yang dianutnya, simbol yang digunakan dalam pakaian tempat ibadah serta benda lain diwarnai dengan ajaran agama, terciptanya keseimbangan antara kepentingan dunia dan kepentingan akhirat, bertempat tinggal dilingkungan tempat ibadah atau tempat menuntut ilmu keagamaan. Faktor pendukung tempat yang nyaman, penyampian materi yang jelas dengan menggunakan bahasa sehari-hari, adanya sarana dan prasarana yang memadai. Faktor penghambat ialah faktor usia dan faktor dari diri sendiri