PENAFSIRAN WAHBAH ZUHAILY TENTANG RIYA’ DALAM TAFSIR AL-MUNIR

Akhlak merupakan permasalahan utama yang selalu menjadi tantangan manusia dalam sepanjang sejarahnya. Karena setiap manusia tidak mudah terlepas dari berbagai perilaku tercela khususnya dalam hal ini riya’. Apalagi di zaman sekarang, zaman yang serba canggih dan modern tentunya perbuatan riya’ mudah sekali dilakukan dengan tujuan yang bermacammacam. Peneliti dalam mengkaji tentang riya’ menggunakan tafsir al - Munir
karya Wahbah Zuḥaily<. Karena beliau termasuk salah satu ulama’ kontemporer sehingga terdapat adanya kesesuaian pemikiran yang dimiliki dengan kondisi sosial saat ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatahui penafsiran Wahbah Zuḥaily< dan karakteristik penafsirannya tentang riya’ di dalam Tafsir al - Muni<r . Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan fokus kajian tafsir tematik. Dari segi metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Sedangkan dari sisi teknik pengumpulan data yang digunakan berupa li b r a r y r e s e a r c h (penelitian kepustakaan) dengan menggunakan literatur primer maupun sekunder. Analisis data yang peneliti lakukan yaitu dengan cara memahami berbagai hal, baik itu menentukan makna riya’ dalam al-Qur’an, mengumpulkan dan mengklasifikasikan ayat-ayat yang membahas tentang riya’ , mencari asb a> b al - nuz ū l dari ayat-ayat, ataupun memahami korelasi antar ayat-ayat dengan asb a> b al-nuzūl. Lalu menginterpretasikan semua data yang ada untuk menjawab rumusan masalah penelitian yang terkait dengan riya’ menurut penafsiran wahbah Zuh}aily<< dalam tafsir al-Munir . Hasil dari penelitian ini memiliki 2 poin kesimpulan: (1) bahwasannya penafsiran Wahbah Zuh}aily< terhadap ayat-ayat tentang riya’ dapat dibedakan menjadi dua, jika dilihat dari sisi objek riya’ yang dilakukan. Pertama, riya’ yang dilakukan melalui pokok keimanan. Kedua, riya’ yang dilakukan melalui pokok-pokok ibadah. (2) Bahwasannya Wahbah Zuhaily dalam menafsirkan ayat-ayat tentang riya’ memiliki karakteristik tersendiri. Hal tersebut dapat diketahui dari metode yang digunakan lebih condong dengan penggunaan metode bi al-ma’tur . Sedangkan dari corak yang digunakan lebih condong dengan penggunaan corak fiqhy dan corak al - adabal - ijtima‘i