IMPLIKASI PERBEDAAN QIRᾹ’ᾹT TERHADAP PENAFSIRAN AYAT AL-QUR’AN (Studi Farsy Al-Ḥuruf Dalam QS. Al-Baqarah)

Qirā’āt adalah suatu bacaan yang terkhususkan dengan perbedaan lafadz- lafadz dalam al-Qur‟an yang dinisbatkan oleh para imam qirā’āt. Perbedaan pelafadzan ini adakalanya berkaitan dengan subtansi lafadz dan adakalanya berkaitan dengan lahjah atau dialek. Perbedaan pelafadzan yang berkaitan subtansi lafadz dapat berimplikasi terhadap perbedaan makna bahkan penafsiran. Berkenaan dengan implikasi perbedaan qirā’āt terhadap penafsiran, penulis akan meneliti QS. Al-Baqarah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh perbedaan qirā’āt terhadap penafsiran ayat-ayat yang mengandung farsy al-ḥurūf. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Sedangkan pengumpulan data yang ditempuh melalui penelitian pustaka (library research). Sedangkan metode analisi data menggunakan manhaj qirā’āt al-mufassirah yang diperkenalkan oleh Afifuddin Dimyati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam QS. Al-Baqarah, terdapat 104 farsy al-ḥurūf dan ada 13 ayat yang berimplikasi terhadap penafsiran. Dalam hal ini, penulis mengklasifikasikannya berdasarkan tipologi ayat kedalam dua bidang, yakni bidang hukum dan non hukum. Sedangkan untuk bidang non hukum diklasifikasikan lagi menjadi dua aspek, yakni aspek akhlak dan aspek kisah atau sejarah. Untuk ayat yang tergolong dalam bidang hukum, terdiri dari empat ayat, yaitu QS. Al-Baqarah ayat 185, 191, 222 dan 271.
Ada lima ayat yang termasuk dalam aspek akhlak, yakni QS. Al-Baqarah ayat 10, 106, 119, 165 dan 208. Ada dua ayat yang tergolong aspek sejarah, yakni QS. Al-Baqarah ayat 37, 125, 259 dan 249