Budaya literasi sangat berperan penting dalam meningkatan pendidikan karater pada setiap insan. Namun seiring majunya teknologi, tingkat literasi di Indonesia tergolong rendah. PPJQ Al-Futuchiyyah As-salafiyyah Andong Boyolali memiliki caranya sendiri dalam melestarikan budaya literasi melalui pembelajaran kitab Jawa pegon pada santri usia dasar. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menjelaskan implementasi literasi kitab Jawa pegon di PPJQ AlFutuchiyyah As-salafiyyah Andong Boyolali, 2) karakter yang terbentuk melalui implementasi literasi kitab Jawa pegon di PPJQ Al-Futuchiyyah As-salafiyyah Andong Boyolali, dan 3) mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi literasi kitab Jawa Pegon dalam pembentukan karakter santri usia dasar di PPJQ Al-Futuchiyyah As-salafiyyah Andong Boyolali.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sumber data penelitian diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode analisis data menggunakan langkah-langkah pengembangan dari Seiddel. Teknik keabsahan data menggunakan trianggulasi sumber.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Implementasi literasi kitab Jawa pegon di PPJQ Al-Futuchiyyah As-salafiyyah Andong Boyolali terintegrasi pada metode pembelajaran khas pesantren yaitu maknani, sorogan, bandongan, diskusi dan hafalan. Hal ini terlihat dengan dipenuhinya kegiatan pembelajaran dengan empat keterampilan berbicara (menyimak, membaca, menulis dan berbicara) yang menjadi fokus utama pembelajaran literasi. Karakter santri usia dasar yang terbentuk melalui implementasi literasi kitab Jawa pegon di PPJQ AlFutuchiyyah As-salafiyyah Andong Boyolali termuat pada konsep panca jiwa, yaitu: jiwa keikhlasan, jiwa kesederhanaan, jiwa kemandirian, jiwa persaudaraan dan jiwa kebebasan. Adapun faktor pendukungnya yaitu fasilitas madrasah yang lengkap, keteladanan dari asatidż/asatidżah, kedisiplinan dan semangat menimba ilmu dari para santri, adanya pengawasan dari pihak yayasan dan adanya surat perjanjian. Sedangkan faktor penghambatnya adalah butuhnya pengelolaan kelas yang baik karena santri usia dasar fokusnya masih terbatas dan perhatiannya masih sering terganggu serta perlu adaya adaptasi ketika santri usia dasar naik kelas yang masuk pada malam hari, dimana santri tersebut sudah terbiasa dengan kelas disiang hari serta kegiatan santri yang cukup padat.