Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya evaluasi pada suatu program untuk menghasilkan informasi yang baik dan tepat dalam memberikan tindak lanjut/perbaikan pada program. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui pelaksanaan program wetonan terhadap santri binnadzri di Komplek Putri Pusat Pondok Pesantren An Nur Yogyakarta, 2) mengetahui hasil evaluasi pelaksanaan program wetonan di Komplek Putri Pusat Pondok Pesantren An Nur Yogyakarta dengan model CIPP. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Model pendekatan dalam penelitian ini menggunakan teori evaluasi program dari Stufflebeam yaitu evaluasi model CIPP (context, input, process, product). Subjek dalam penelitian ini adalah santri binnadzri tingkat MTS yang mengikuti program wetonan dengan jumlah 120 responden yang diambil dari populasi sebesar 159 santri. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu angket, wawancara dan dokumetasi. Peneliti melakukan uji validitas isi instrumen dengan menggunakan rumus Aiken dan uji reliabilitas intsrumen dengan Cronbach’s Alpha. Berdasarkan hasil observasi dan penelitian dapat diketahui bahwa pelaksanaan program wetonan di pondok pesantren An Nur Komplek Putri Pusat wajib diikuti oleh seluruh santri binnadzri. Program ini dilaksanakan setiap malam kecuali malam jum’at dengan pembagian sesuai dengan tingkatan kelas formal. Hasil evaluasi program wetonan ditinjau dari evaluasi model CIPP menunjukkan bahwa dari ketiga indikator dalam komponen konteks, yaitu dukungan pengurus pendidikan secara materiel dengan memberikan tunjangan yang cukup untuk pengampu program wetonan memiliki nilai evaluasi paling rendah. Sedangkan pada komponen input, evaluasi yang paling rendah yaitu pada sumber daya manusia terkait kualitas pembimbing. Indikator komponen proses yang memiliki nilai evaluasi rendah yaitu pada metode dan media. Untuk komponen produk hasil evaluasi sudah memiliki nilai yang baik. Disarankan agar pelaksanaan program wetonan di Pondok Pesantren An Nur Komplek Putri Pusat dapat dilanjutkan dengan melakukan perbaikan pada indikator-indikator dengan nilai evaluasi terendah pada masing-masing komponen.