MATERI PENDIDIKAN SEKS PERSPEKTIF ISLAM (Telaah Atas Kitab Qurrotu Al-‘Uyun Karya Syaikh Abi Muhammad Maulana Al-Tihami)

Latar belakang penelitian ini adalah maraknya pergaulan bebas antar jenis yang disebabkan kurangnya pengetahuan tentang seksualitas, sehingga menyebabkan terjadinya kasus-kasus penyimpangan dalam persoalan seks. Sementara pendidikan karakter pada saat ini dirasa belum memberikan pengaruh yang signifikan untuk mengatasi problematika tersebut. Akibatnya prilaku sosialmasyarakat semakin terlihat jauh dari tuntunan, serta menyebabkan moralitasetik generasi bangsa ini semakin menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Materi Pendidikan seks perspektif Syaikh Abī Muhammad Maulānā Al-Tihāmī, (2) Relevansi pendidikan seks perspektif Syaikh Abī Muhammad Maulānā Al-Tihāmī terhadap pendidikan agama Islam sekarang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research) yang data-datanya diperoleh dari berbagai buku yang bersangkutan dengan pembahasan yang ada dalam penelitian. Pengumpulan datanya menggunakan metode dokumentasi, serta dalam menganalisis datanya menggunakan contentanalysis(analisis isi). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa, pertama, materi pendidikan seks perspektif SyaikhAbīMaulānāMuhammad Al-Tihāmīadalah pendidikan yang berisikan tentang anjuran pentingnya ber-etika pada saat hendak, disaat dan sesudah melakukan hubungan seks, serta menganjurkan pentingnya memperhatikan sikap, kondisi, waktu dan tempat dalam melakukan hubungan seks. Selain itu seseorang dianjurkan untuk memperhatikan larangan-larangan dalam melakukan hubungan seks, seperti melakukan hubungan seks pada saat haid, nifas, mendatangi istri dari anusnya, memegang zakar dengan tangan kanan, dan berbicara saat melakukan hubungan seks.Kedua, materi pendidikan seks persepektifAbī Muhammad MaulānāAl-Tihāmī adalah pendidikan seks yang memiliki yang memiliki relevansi terhadap pendidikan agama Islam sekarang. Relevansi tersebut adalah: pendidikan keluarga, pendidikan karakter dan pendidikan psikologi agama. Sepertipendidikan kedisiplinan, baik terkait dengan disiplin waktu, ṣalat berjama’ah dan disiplin bersikapdan tahapan-tahapan pendidikan keadaban sebelum melakuan hubungan seks, pada saat melakukan dan sesudahnyaserta hal-hal yang terkait.