Penafsiran surat alkafirun dewasa ini dijumpai sedikit meresahkan banyak umat beragama maupun sesama agama. Sebagai contoh pada konteks ke Indonesiaan saat ini terdapat sebuah penafsiran surat al - kafirun yang sedikit mengalami perubahan makna. Hal ini dapat dilihat pada sebuah kasus tentang hujatan netizen terhadap salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu Nahd{atul ‘Ulama yang mengeluarkan hasil basulmasail tentang non-muslim bukan kafir. Para netizen mengidentikan non-muslim bukan kafir dengan menghujat dan menyatakan bahwa maksud dari surat a l - Ka<firu<n desawa ini sudah tidak relavan lagi. Kendati demikian, fokus penelitian sekripsi ini difokuskan untuk menjawab tentang bagaimana penafisiran surat al - kafirun ini berdasarkan analisis semiotika Roland Barthes untuk mendapatkan makna secara komprehensif. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang menekan penggunaan teori dari cara berpikir analisis-deskriptif. Adapun untuk memperoleh data pada penelitian ini Sumber data primernya adalah Alquran surat al-Kafirun . Sedangkan sumber data sekunder pada penelitian ini adalah kitab-kitab tafsir dan karya-karya lain yang berhubungan dengan penafsiran surat al-Kafirun. Sedangkan analisis data pada penelitian ini dengan mengampilakasikan teori semiotika Roland Barthes ke dalam surat al-kafirun ini. Sedangkan untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian ini, peneliti menfasirkan surat al - kafirun ini dengan menggunakan dua tingkatan semiotik. Semiotik tingkat pertama menganalisis linguistik atau bahasa. Sedangkan semiotika tingkat kedua menganalisis makna konotasi dalam teks dengan mengungkap ciri mitos pada ayat tersbut sebagaimana yang disebutkan dalam teori semiotika Roland Barthes. Hasil dari penelitian ini ialah: (a) analisis pada semiotika tingkat pertama didapatkan makna denotiasi di dalam surat ini meliputi: 1. Adanya perintah Allah kepada Nabi Muhammad SAW untuk berdialog kepada orang kafir, 2. Adanya tindakan tegas untuk waktu yang akan datang Nabi tidak akan menyembah apa yang orang-orang kafir sembah, serta perbedaan cara peribadahan orang kafir dengan Nabi, 3. Mengisyaratkan apa yang disembah orang kafir akan kemungkinan berbeda dari waktuk kewaktu (b) analisis pada semiotika tingkat kedua didapatkan makna konotasi di dalam surat ini meliputi: 1. Pada ayat pertama surat ini, didapat adanya panggilan Allah terhadap umat muslim untuk memperhatikan kontradiksi claim keimanan di hati sesama muslim. Selain itu panggilan ini untuk membongkar ‘makar’ terhadap tudingan kafir sesama muslim. 2. Pada ayat keenam surat ini, didapat konsep tentang tolarensi dan moderasi dalam agama itu sendiri.