Etika peserta didik adalah suatu yang harus dipenuhi dalam proses pendidikan. Etika sebagai landasan berperilaku tentang baik buruk sangat diperlukan untuk merefleksikan kegiatan belajar yang di dalamnya mengatur halhal apa saja yang mesti dianjurkan atau dilakukan ataupun yang dilarang, serta bagaimana bersikap kepada guru dan materi yang dipelajari. Kitab Ta’līm alMuta’allim dan kitab Alālā adalah kitab adab dalam menuntut ilmu yang sampai sekarang masih sangat melekat dan berpengaruh dalam lingkungan pendidikan pesantren. Tujuannya adalah untuk menjelaskan tata-cara bagaimana agar sukses dalam menuntut ilmu. Tujuan penelitian ini yaitu: 1) untuk mengetahui etika belajar dalam kitab Ta’līm al-Muta’allim dan kitab Alālā. 2) untuk mengetahui persamaan dan perbedaan antara etika belajar yang harus dimiliki oleh para penuntut ilmu dalam kitab Ta’līm al Muta’allim dan kitab Alālā. 3) untuk mengetahui bagaimana relevansi etika belajar dalam kitab Ta’līm al-Muta’allim dan kitab Alālā terhadap konteks pendidikan di masa sekarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan filosofis, jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research). Teknik pengumpulan datanya dengan cara metode dokumentasi. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer terjemah kitab Ta’līm al-Muta’allim dan kitab Alālā, sumber sekundernya diambil dari buku-buku lain, jurnal artikel dan lain sebagainya yang relevan dengan penelitian. Adapun teknik analisis data menggunakan analisis isi (content analysis) dan analisis komparatif. Hasil penelitian yang penulis temukan terkait studi komparasi etika belajar antara kitab Ta’līm al-Muta’allim dan kitab Alālā menunjukkan bahwa persamaan kedua kitab tersebut yaitu membahas (1) Syarat mencari ilmu (2) etika terhadap teman belajar (3) etika terhadap guru (4) etika terhadap ilmu (5) metode belajar: mencakup 2 kategori yang bersifat etik dan teknik. Metode yang bersifat etik yaitu niat belajar dan bersungguh-sungguh dalam proses belajar mencari ilmu. Sedangkan metode yang bersifat teknik meliputi cara memilih teman, memilih mata pelajaran, memilih guru dan hal-hal yang harus dilalui saat proses pembelajaran. Adapun letak perbedaan antara kedua kitab tersebut adalah kitab Alālā tidak disebutkan metode pembelajaran, sedangkan dalam kitab Ta’līm alMuta’allim dijelaskan yaitu metode musyawarah, mudzakarah, munadharah, dan mutharahah yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Etika belajar dalam kitab Ta’līm al-Muta’allim maupun kitab Alālā masih relevan dalam pendidikan zaman sekarang, di mana sekarang sebagian besar peserta didik kurangpaham dan kurang kesadaran bahwa moral atau etika belajar merupakan prasyarat penting dalam kesuksesan belajar.