ANALISIS KISAH QARUN DALAM AL-QUR'AN (Studi Perbandingan Kitab Tafsir Al-Maraghi dan Kitab Tafsir Ibnu Katsir)

Qarun adalah tokoh dalam Al-Qur’an yang hidup pada zaman Nabi Musa dan dikenal sebagai sosok kaya namun sombong. Meskipun memiliki kekayaan yang besar, Qarun menunjukkan kesombongan dan bangga diri dengan memamerkan kekayaannya kepada orang lain. Tuhan menegurnya atas kesombongannya, mengingatkan bahwa kekayaan dan nikmat berasal dari-Nya, dan mengancam dengan siksaan jika tetap dalam kesombongan. Kisah Qarun menjadi peringatan untuk tidak terjebak dalam nafsu dan kesombongan, serta untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Tuhan dan mensedekahkannya.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang menekankan penggunaan teori dari cara berpikir analisis-deskriptif. Adapun sumber data primernya adalah Al-Qur’an (Q.S. al-Qasas} (28): 76-82, Q.S. al-Ankabut (29): 39 dan Q.S. Ghafir (40): 24. sedangkan sumber data sekundernya adalah kitab tafsir Ibnu Katsir dan tafsir al-Maraghi. Analisis data pada penelitian ini dengan mengkomperasikan antara penafsiran Ibnu Katsir dan al-Mara>ghi> terkait Kisah Qarun dalam al-Qur’an. Sedangkan untuk menjawab rumusan masalah, penulis menafsirkan ayat-ayat Qarun yang terdapat dalam Al-Qur’an kemudian mencari persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam kedua tafsir tersebut.
Hasil penelitian ini adalah: Perbedaan antara tafsir Ibnu Katsir dan alMaraghi terletak pada penjelasan mengenai penyebab hukuman terhadap Qaru.n. Dalam tafsir Ibnu Katsir, dijelaskan bahwa hukuman itu disebabkan oleh doa Nabi Musa yang dikabulkan, karena Qarun menuduh Nabi Musa berhubungan badan dengan perempuan yang tidak dinikahinya atas perintah Qarun. Di sisi lain, dalam tafsir al-Maraghi dijelaskan bahwa hukuman itu disebabkan oleh sifat Qarun yang menyombongkan diri dengan memamerkan harta-hartanya, mengenakan pakaian dan perhiasan mewah, serta menunjukkan kelebihan jumlah pengawal yang dimilikinya.