Sorogan adalah salah satu metode pembelajaran klasik yang banyak digunakan oleh pesantren-pesantren di Indonesia untuk mempelajari kitab kuning (kitab berbahasa Arab). Meskipun metode ini merupakan metode lama, akan tetapi masih banyak pesantren yang menggunakan metode ini untuk mengajarkan santrinya membaca kitab kuning bahkan hingga saat ini. Pesantren Fadlun Minalloh tampaknya cukup berhasil dalam menerapkan metode sorogan kepada santri-santrinya, terbukti santri-santrinya setiap tahun mampu menjuarai kompetisi membaca kitab kuning (Musabaqah Qira’atul Kutub) baik tingkat kabupaten, propinsi, maupun tingkat nasional. Di saat yang sama, banyak pesantren yang belum mampu menunjukkan prestasinya dalam kompetisi membaca kitab kuning meskipun menggunakan metode yang sama. Hal inilah yang menyebabkan peneliti tertarik ingin meneliti pelaksanaan metode sorogan di pesantren Fadlun Minalloh. Jenis peneitian ini adalah penelitian kualitatif lapangan, yang pemaparannya akan disajikan dengan metode deskriptif. Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan tiga teknik yakni observasi, wawancara dan dokumentasi. Kemudian dalam melakukan pengecekan keabsahan data, peneliti menggunakan metode tianggulasi. Selanjutnya peneliti menganalisis data tersebut dengan metode induktif yakni dengan pengumpulan data, reduksi data, dan penyajian data. Adapun hasil dari penelitian ini : 1) Sebenarnya metode sorogan yang diterapkan di pesantren Fadlun Minalloh sama dengan metode sorogan yang diterapkan di pesantren lain, hanya saja pesantren Fadlun Minalloh menerapkan metode ini dengan ketat dan penuh disiplin, selain itu santri senior sangat berperan aktif dalam membantu juniornya mengajar membaca kitab kuning dengan metode sorogan. 2) Adapun faktor pendukung yang mensukseskan penerapan metode sorogan di pesantren Fadlun Minalloh adalah adanya bimbingan dari santri senior yang berprestasi, adanya disiplin dan pengawasan terhadap absensi santri, dan adanya motivasi yang kuat dari diri santri sendiri. Sedangkan faktor penghambatnya adalah adanya keterbatasan waktu dalam belajar dan adanya faktor kelelahan karena padatnya kegiatan santri. 3) Hasil dari penerapan metode sorogan diantaranya adalah : Penguasaan santri yang mendalam terhadap kitab kuning, yang ditunjukan dengan berbagai prestasi di tingkat lokal maupun nasional. Selain itu santri mampu berfikir kritis dan detail dalam ilmu-ilmu keislaman khususnya di bidang fiqih.