TRADISI SEMAAN QIRA’AT SAB'AH DI PONDOK PESANTREN AN NADWAH BENDUNGAN WATES KULON PROGO (KAJIAN FUNGSIONALIS EMILE DURKHEIM)

Khoirudin, Ahmad (2019) TRADISI SEMAAN QIRA’AT SAB'AH DI PONDOK PESANTREN AN NADWAH BENDUNGAN WATES KULON PROGO (KAJIAN FUNGSIONALIS EMILE DURKHEIM). Masters thesis, IIQ AN NUR YOGYAKARTA.

[thumbnail of BAB I] Text (BAB I)
1420895_COVER_BAB I.pdf - Published Version

Download (1MB)
[thumbnail of BAB II] Text (BAB II)
1420895_BAB II.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (255kB)
[thumbnail of BAB III] Text (BAB III)
1420895_BAB III.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (639kB)
[thumbnail of BAB IV] Text (BAB IV)
1420895_BAB IV.pdf - Published Version

Download (395kB)
[thumbnail of BAB V] Text (BAB V)
1420895_BAB V_DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (458kB)

Abstract

Tradisi semaan Alquran di masyarakat pesantren bukanlah hal yang baru. Namun belum banyak ditemukan majelis semaan yang menggunakan metode qirā'at sab’ah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosesi semaan qirā'at sab’ah bertempat di Pondok Pesantren An Nadwah dalam perspektif Teori Fungsionalis Emile Dhurkhem. Subjek penelitian yaitu beberapa orang yang berhubungan dengan tradisi Semaan qirā'at sab‟ah di Pondok Pesantren An Nadwah Bendungan, Wates, Kulon Progo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Dalam rangka mengumpulkan data peneliti menggunakan, wawancara, observasi dan dokumentasi. Efektivitas tradisi semaan qirā'at sab’ah di Pondok Pesantren An Nadwah dapat diketahui dengan observasi kegiatan antara santri dan jamaah semaan qirā'at sab’ah serta bagaimana mereka melakukan kegiatan-kegiatan selama prosesi semaan qirā'at sab’ah.
Hasil dari penelitian dapat diketahui bahwa: 1) Tradisi semaan qirā'at sab’ah terbentuk karena adanya kepentingan bersama para jamaah dalam upaya penjagaan terhadap ilmu qirā'at yang telah mereka dapatkan. 2)pelaksanaan semaan qirā'at sab’ah berjalan dengan baik dan lancer. Pengurus pondok beserta mbak ndalem menjalankan tugasnya masing-masing dengan baik. Para jamaah semaan mengikuti prosesi acara dengan khidmah dan teratur. 3) Tradisi semaan qirā'at sab‟ah ini dianalisis menggunakan teori Emile Durkheim tentang Fungsionalis memililk banyak kesamaan. Hal pertama tentang Totem bahwa kitab suci Alquran dapat dijadikan Totem bagi umat islam. Letak persamaan anatara Totem dengan Alquran adalah benda pusaka kolektif bagi umat islam, selain itu solidaritas Mekanik dan Organik juga muncul dalam kegiatan semaan ini. Solidaritas Mekanik yang ada dalam semaan ini seperti para laden terjun ke dalam semaan qirā'at sab’ah tanpa harus dibagi tugasnya. Solidaritas Organik yang ada dalam semaan ini adalah adanya Pengurus Pondok, pembagian tugas Pengurus Pondok dan Mbak ndalem dalam acara semaan qirā'at sab’ah.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Semaan Qirā'at, Fungsionalis Durkheim
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir
Depositing User: Admin Repository IIQ An Nur Yogyakarta
Date Deposited: 02 Aug 2024 09:50
Last Modified: 02 Aug 2024 09:50
URI: https://repository.nur.ac.id/id/eprint/435

Actions (login required)

View Item
View Item