Masa globalisasi yang semakin maju pada era ini, membuat teknologi komunikasi dan informasi menjadi sesuatu yang tidak dapat terpisahkan dengan kehidupan manusia. Media teknologi dapat memfasilitasi pembelajaran dan pengajaran di perguruan tinggi atau sekolah. Media teknologi juga berperan
membantu perkembangan dan penyebaran literasi. Oleh karena itu peneliti bertujuan untuk menganalisis peran konten kreator dalam meningkatkan literasi serta mengkajinya lebih dalam: 1) Bagaimana peran konten kreator dalam meningkatan
literasi digital santri di Pondok Pesantren Fadlun Minalloh Bantul? 2) Bagaimana hasil adanya pengaruh konten kreator literasi digital terhadap santri Pondok Pesantren Fadlun Minalloh Bantul? 3) Apa saja faktor pendukung dan penghambat
konten kreator dalam meningkatkan literasi digital santri Pondok Pesantren Fadlun Minalloh Bantul?.
Jenis penelitian ini ialah field research atau penelitian lapangan, dimana data diperoleh melalui observasi,wawancara, dan dokumentasi terhadap tempat penelitian. dan menggunakan uji kreadibilas trianggulasi.Hasil penelitian konten
kreator memberikan konten-konten yang dapat meningkatkan literasi digital dan skill santri dan apabila di tinjau dari segi akidah konten kreator menjadikan santri menjadi
semakin rajin dalam beribadah. Hal ini diwujudkan dengan adanya konten-konten seperti kajian kitab online dan kultum yang isinya mangajak kepada kebaikan. Apabila dilihat dari segi ilmu pengetahuan konten kreator membantu para santri
dalam mendapatkan informasi dan menambah wawasan yang baru, ditinjau dari segi akhlak, literasi digital mampu membantu santri dalam memupuk akhlak yang mulia. Adapun faktor pendukung dan penghambat konten kreator dalam meningkatkan literasi digital santri Pondok Pesantren Fadlun Minalloh, adalah: 1) Faktor pendukung: faktor intern (kompaknya para anggota dan besarnya dukungan dari pihak pengasuh pesantren dalam bentuk moril ataupun materil) dan faktor ekstern (kompaknya santri alumni dalam menyebarkan hasil konten). 2. Faktor penghambat: faktor intern (munculnya rasa malas kepada setiap anggota) dan faktor ekstern (kurangnya koordinasi dengan lembaga-lembaga lain dan susahnya medapatkan tempat saat produksi).