Ummi Latifatu Rokhmah, 2024: “Makna Fatḥ (Studi Komparatif Tafsir Fī Ẓilalil Qur’an Karya Sayyid Quṭb dan Tafsir Al Munīr Karya Wahbah Zuhaili”. Skripsi, Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Institut Ilmu Al-Qur’an, 2024
Penelitian ini berangkat dari fenomena yang terjadi beberapa tahun lamanya dan terjadi kembali dalam beberapa bulan terakhir yakni serangan Gaza terhadap Palestina. Dari fenomena tersebut telah merenggut banyak nyawa yang tidak bersalah. Terkait fenomena tersebut pasti muncul seputar pertanyaan “kemenangan seperti apa yang telah Allah janjikan dalam firmanya?”. Penelitian ini merupakan penelitian stdi kitab tafsir dengan rumusan masalah sebagai berikut: (1) Apa makna fatḥ dalam Tafsir Fī Ẓilalil Qur’an dan Tafsir Al-Munīr? (2) Apa perbedaan dan persamaan makna fatḥ dalam Tafsir Fī Ẓilalil Qur’an dan Tafsir Al-Munīr? (3) Mengapa terjadi perbedaan dan persamaan dalam Tafsir Fī Ẓilalil Qur’an dan Tafsir Al-Munīr?
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah library research dengan metode penelitian kualitatif. Adapun sumber primer yang digunakan ialah ayat Al-Qur’an dan Tafsir Fī Ẓilalil Qur’an dan Tafsir Al-Munīr, sedangkan sumber sekundernya berupa skripsi, jurnal, artikel, tesis atau buku-buku yang masih berkaitan dengan tema tersebut. Metode analisis yang diaplikasikan dalam penelitian ini ialah metode komparatif dengan analisis deskriptif-analisis, yang dimulai dari mengumpulkan ayat-ayat fatḥ kemudian dianalisa untuk menemukan jawaban dari rumusan masalah.
Adapun hasil penelitian “makna fatḥ dalam Tafsir Fī Ẓilalil Qur’an dan Tafsir Al-Munīr” adalah: (1) kata Fatḥ memiliki berbagai macam makna, seperti kemenangan atas wilayah, kemenangan atas kekuasaan, keputusan, Fathu Makkah, pemisahan dan penentuan. (2) Persamaan kedua muffasir dalam memaknai fatḥ, di antaranya: kemenangan atas wilayah, kemenangan dalam perang Badar, penaklukan kota Makkah dan Fathu Makkah. Sedangkan perbedaanya yaitu: seperti dalam Qs. as-Sajdah: 28, dalam ayat ini Wahbah Zuhaili menyebutkan makna fatḥ sebagai kemenangan atau keputusan final dan menentukan, sedangkan Sayyid Quṭb memaknainya sebagai pemisahan dan keputusan antara dua kelompok yang berselisih. Qs. as-Sajdah:29, pada ayat (قُلْ يَوْمَ الْفَتْحِ) Wahbah memaknai kata fatḥ dengan hari kiamat, karena menurutnya hari kiamat adalah hari kemenangan orang-orang mukmin atas orang-orang kafir. Sedangkan Sayyid Quṭb menyebutkanya dengan makna sempit yaitu hari akhir antara musyrik dan muslim. (3) Terdapat dua faktor yang menyebabkan ikhtilaf penafsiran: faktor internal dan faktor eksternal
Kata Kunci: fatḥ, Tafsir Fī Ẓilalil Qur’an, dan Tafsir Al-Munīr.