Latar belakang disusunnya penelitian ini karena saat ini perilaku selfharm menjadi suatu perilaku yang menarik dan remaja mulai menunjukkan minat pada perilaku menyakiti diri sendiri. Banyak individu muda terlibat dalam kegiatan yang berpotensi berisiko ini ketika mereka tidak dapat menghadapi situasi yang muncul. Mereka merasa bahwa dengan berperilaku melukai diri sendiri sebagai wujud rasa kekecewaan dan luapkan emosi mereka. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pelaksanaan, hasil, dan faktor-faktor pendukung dan penghambat penguatan program berbasis psikoedukasi melalui sinergitas guru PAI dan guru BK sebagai upaya pencegahan perilaku selfharm pada siswa di SMK Negeri 3 Purworejo. Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan desain penelitian tindakan. Sumber data diperoleh dengan data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subjek penelitian adalah guru PAI dan guru BK. Adapun Teknik analisis data yang telah diperoleh dianalisis menggunakan teori Miles dan Hubermen (Iskandar) dengan cara mereduksi data, menyajikan data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan: 1) pelaksanaan penguatan program berbasis psikoedukasi sebagai upaya pencegahan perilaku selfharm pada siswa di SMK N 3 Purworejo terbagi menjadi dua program yaitu, program penguatan psikoedukasi melalui seminar dengan materi pencegahan perilaku selfharm di kalangan remaja dan program penguatan psikoedukasi melalui materi menerapkan pendidikan berwawasan humanis di lingkungan sekolah. 2) hasil pelaksanaan penguatan program berbasis psikoedukasi sebagai upaya pencegahan perilaku selfharm pada siswa di SMK N 3 Purworejo adalah meningkatnya pengetahuan siswa tentang apa itu perilaku selfharm melalui seminar dengan materi pencegahan perilaku selfharm dikalangan remaja dan meningkatnya kepedulian siswa terhadap diri sendiri dan orang lain melalui pendidikan berwawasan humanis di lingkungan sekolah. 3) faktor pendukung dan penghambat meliputi: adanya izin kepala sekolah, adanya sarana prasarana, adanya komunikasi yang baik dengan guru PAI dan guru BK, dan adanya dukungan dari orang tua. Faktor penghambat: keterbatasan waktu, penyampaian materi yang kurang menarik, dan kurangnya waktu ketika melakukan wawancara dengan siswa.