Salah satu cara terbaik dalam mengajarkan sesuatu hal kepada anak adalah dengan memberikan keteladanan bagi mereka. Dengan hal tersebut, anak akan langsung melihat praktek pelaksanaannya dan mereka kemudian menirunya. Penelitian ini membahas bagaimana penerapan keteladanan dalam Asmaulhusna
Ar-Rahman Ar-Rahim dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk siswa kelas IB Sekolah Dasar Swasta Islam Terpadu Bina Anak Islam Krapyak ( SDS IT BAIK) Yogyakarta. Kajian ini membahas tentang tiga hal yaitu;1) bagaimana kegiatan belajar mengajar Asmaul Husna di kelas 1B Sekolah Dasar Swasta Islam Terpadu Bina Anak Islam Krapyak ( SDS IT BAIK) Yogyakarta, 2) bagaimana mempraktekkan sikap-sikap moral yang dapat diteladani dari dalam Asmaulhusna, 3) apakah
faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam penerapan sikap tersebut. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan menjelaskan bahwa penelitian ini menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam
kehidupan sosial yang holistic, komplek dan rinci. Penelitian lapangan ini dilakukan dengan mengumpulkan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi yang berhubungan dengan subyek penelitian. Subyek penelitiannya
adalah santri kelas 1B Sekolah Dasar Swasta Islam Terpadu Bina Anak Islam Krapyak ( SDS IT BAIK) Yogyakarta. Data yang didapatkan kemudian diolah berdasarkan rumusan untuk menentukan hipotesa berdasarkan data yang ada dari lapangan. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa para peserta didik mampu memahami materi yang diajarkan oleh guru karena metodenya yang sesuai dengan konsep behaviorisme. Dasar konsep ini adalah dengan memberikan stimulus kepada santri dalam belajar dan mereka memberikan respon sesuai yang diharapkan. Santri juga mempraktekkan keteladanan sikap Asmaulhusna Ar rahman dan Ar-Rahim baik di lingkungan sekolah maupun keluarga seperti saling membantu, menyayangi teman dan keluarga, tertib dalam menjalankan ibadah dan
lain sebagainya. Selain itu, faktor pendukung dan penghambat yang didapatkan dalam hasil penelitian ini adalah adanya pembiasaan, pemberian motivasi dan reward, dan lainya merupakan faktor pendukungnya. Sedangkan faktor penghambatnya adalah fasilitas pembelajaran yang masih terbatas, kurangnya motivasi diri santri, padatnya kegiatan santri di sekolah dan tingkat pemahaman santri yang berbeda terhadap materi yang diajarkan