Pola asuh orang tua di masa sekarang ini dimana teknologi semakin canggih dan pintar perlu ditingkatkan. Terlebih dalam mendidika anaknya agar tidak kecanduan terhadap penggunaan teknologi handphone. Tujuan penelitian ini untuk 1) Untuk mengetahui pola asuh orang tua dalam membentuk kepribadian pada anak maniak handphone pasca pandemi di Dusun Sorogenen Sewon Bantul, 2) Untuk mengetahui hasil pola asuh orang tua dalam membentuk kepribadian pada anak maniak handphone pasca pandemi di Dusun Sorogenen Sewon Bantul, 3) Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung pola asuh orang tua dalam membentuk kepribadian pada anak maniak handphone pasca pandemi.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung di lokasi objek penelitian, wawancara mendalam dan dokumentasi. Sedangkan analisis data menggunakan model Miles dan Huberman dan teknik keabsahan data menggunakan trianggulasi sumber.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan: 1) Pola asuh orang tua yang diterapkan dalam membentuk kepribadian anak maniak handphone di Dusun Sorogenen ada 3 pola asuh, yaitu pola asuh otoriter, pola asuh permisif, dan pola asuh authoritative. 2) Pola asuh otoriter menghasilkan anak yang lebih sulit mengontrol dirinya ketika bertemu banyak orang di luar rumah. Anak juga memiliki rasa yang cenderung sulit berkonsentrasi dalam melakukan sesuatu hal. Pola asuh permisif menghasilkan anak yang malas belajar dan cenderung memiliki nilai akademik yang rendah serta anak tidak bisa mengatur waktu dan kebiasaan. Dan pola asuh authoritative menghasilkan anak yang mandiri serta percaya diri. 3) faktor pendukung pola asuh orang tua dalam membentuk kepribadian anak maniak handphone adalah Kesadaran orang tua terhadap bahaya penggunaan handphone yang berlebihan dan Pembelajaran di sekolah yang sudah normal kembali pasca adanya Covid-19. Sedangkan faktor penghambatnya adalah rasa tidak tega orang tua terhadap anak, pengaruh teman sebaya, serta pengawasan orang tua yang kurang maksimal.