EPISTEMOLOGI TAFSIR NURUL BAJAN KARYA MUHAMMAD ROMLI DAN H. N. S MIDJAJA

Tafsir Nurul Bajan merupakan salah satu Tafsir lokal berbahasa Sunda yang lahir pada tahun 1960. Tafsir Nurul Bajan terdiri dari 3 jilid, yang setiap jilidnya menafsirkan 1 juz. Salah satu tujuan Muhammad Romli dan H. N. S Midjaja membuat tafsir ini, karena pada saat itu Islam sudah tidak lagi murni. Banyak ajaran yang dilebih-lebihkan atau bahkan dikurangi, salah satunya yaitu banyakanya praktek ibadah yang tidak diajarkan Rasul. Adapun Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dalam bentuk analisis deskriptif. Analisis data pada penelitian ini mengaplikasikan teori epistemologi. Kajian epistemologi merupakan kajian untuk membedah segala proses dalam produk tafsir, sebuah tafsir yang merupakan buatan manusi tidak muncul dalam kekosongan, terdapat berbagai faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini memfokuskan pada tiga aspek kajian epistemologi yaitu sumber, sifat dan karakteristik, serta kevalidan sebuah penafsiran. Hasil dari penelitian ini menghasilkan, pertama sumber rujukan yang digunakan Muhammad Romli dan H. N. S Midjaja dalam menafsirkan Al-Qur’an adalah Al-Qur’an, hadis, riwayat, pemikiran, literatur kitab tafsir. Kedua, Dilihat dari sifat penafsiran, aspek teknis yang digunakan adalah sistematika penyajian runtut. Bentuk penyajian tafsir Nurul Bajan termasuk golongan rinci dengan model catatan kaki. Bentuk penulisan tafsir Nurul Bajan termasuk pada kategori ilmiah. Adapun nuansa tafsir Nurul Bajan yaitu sosial kemasyarakatan. Ketiga, menurut validitas penafsiran, terdapat ketidaksesuaian antara tafsir Nurul Bajan dengan teori korespondensi. Adapun pada teori koherensi dan pragmatisme, penafsiran Nurul Bajan karya Muhammad Romli dan H. N. S Midjaja dikatakatan sesuai, terlihat pada penafsiran surah Al-Baqarah ayat 254 dan 259.