TAFSIR GUS BAHA' TENTANG QS. AL-FATIHAH DI KANAL YOUTUBE "NGAJI GUS BAHA JOGJA" (ANALISIS WACANA KRITIS NORMAN FAIRCLOUGH)

Pemahaman tentang surah al-Fa̅tihah sebagai induk Al-Qur’an dan ummul kitab, sudah tergeser oleh banyaknya istilah-istilah baru yang muncul di era modern. Umat Islam menjadikan bacaan surah al-Fa̅tihah hanya sebagai rukun dalam salat, sehingga ruh dan karakter surah al-Fa̅tihah yang merupakan salah satu surah terpenting dalam al-Qur’an tidak melekat di hati umat Islam. Penelitian ini akan membahas mengenai tafsiran Gus Baha’ di media sosial YouTube, seiring perkembangan zaman dan mengingat bahwa media sosial menjadi salah satu alat dakwah yang semakin banyak diminati. termasuk Kiai yang berasal dari Rembang ini, kepiawaian dalam membawa suasana ketika kajian sedang berlangsung, serta keluwesan dan penyampaian yang bersifat santai dan mudah dipahami, menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk mengikuti kajian. Video kajian Gus Baha’ terunggah di beberapa kanal YouTube untuk didengar oleh khalayak umum, dalam karya tulis ini kanal YouTube yang dijadikan acuan adalah Ngaji Gus Baha Jogja dengan judul kajian cara Memuji Allah. Metode penelitian yang digunakan ialah metode kualitatif yang menekankan penggunaan teori dari cara berpikir analisis-deskriptif. Adapun sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini berupa video kanal YouTube Ngaji Gus Baha Jogja. Sedangkan sumber data sekunder pada penelitian ini adalah kitab tafsir, buku, artikel, jurnal, dan sumber literasi lainya yang berkaitan dengan tema penelitian. Adapun analisis data pada penelitian ini dengan mengaplikasikan teori AWK Norman Fairclough ke dalam video kajian penafsiran Gus Baha’ mengenai surah al-Fa̅tihah . Peneliti menggunakan tiga aspek pokok dari teori AWK Norman Fairclough yaitu text, discursive practice, dan sociocultural practice. Hasil dari penelitian ini ialah analisis video kajian surah al-Fa̅tihah yang ditafsirkan oleh Gus Baha’, bahwa surah al-Fa̅tihah merupakan konstitusi konkret dan tidak bisa dirubah kepakemannya, serta dilihat dari segi AWK pada teks yang meliputi representasi, relasi dan identitas mengenai tokoh yang ditampilkan dalam wacana, selanjutnya praktik diskursif yang membahas meliputi produksi teks, distribusi teks dan konsumsi teks wacana yang terdapat dalam video kajian, terakhir praktik sosial meliputi aspek situasional aspek institusional dan aspek sosial dalam teks wacana. Selain itu, Gus Baha’ mengaitkan penafsirannya dengan hakikat manusia sebagai hamba Allah, bahwa hidup harus sejalan lurus dengan sifat syukur yang harus terus dilatih dalam keadaan apapun dan dimanapun.