Pendidikan karakter religius merupakan pendidikan yang mengarah ke ranah agama. Membentuk karakter religius sangat diperlukan dalam pencak silat. Sanggar Kasatriyan merupakan satu-satunya tempat latihan PSHT di luar pondok pesantren yang menerapkan pendidikan keagamaan. Pendidikan karakter religius diterapkan dalam PSHT untuk menanggulangi hal-hal negatif yang saat ini masih dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research). Subjek penelitin ini adalah organisasi PSHT Sanggar Kasatriyan. Objek penelitian ini adalah semua kegiatan yang ada di Sanggar Kasatriyan, terutama kegiatan Keagamaan. Pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisis data mengguankan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi teknik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Sanggar Kasatriyan menerapkan pendidikan karakter religius di dalam latihan PSHT. Dalam penerapannya, Sanggar Kasatriyan menggunakan enam langkah yaitu: 1. Pembiasaan, 2. Pembelajaran, 3.. Merasakan dan mencintai hal baik (moral feeling and loving), 4. Tindakan yang baik (moral acting), 5. Keteladanan lingkungan sekitar, dan 6. Taubat. Dengan melalui enam tahapan tersebut, Sanggar Kasatriyan berhasil dalam menerapkan Implementasi pendidikan karakter religius di dalam latihan PSHT. Hasil dari implementasi pendidikan karakter religius yang diterapkan dalam latihan PSHT di Sanggar Kasatriyan adalah, terbentuknya manusia yang mempunyai karakter yang berbudi luhur. Pendidikan karakter religius di dalam organisasi PSHT berhasil membentuk jiwa manusia yang berbudi luhur, menjadi teladan bagi lingkungan sekitar, dan merubah pribadi yang lebih baik. Penerapan pendidikan karakter religius juga berperan dalam mengurangi kenakalan remaja.