Pengembangan metode belajar membaca Al-Qur’an bagi tunarungu di Indonesa terhitung masih sedikit. SLB Islam Qathrunnada adalah sekolah Islam yang disediakan untuk anak-anak berkebutuhan khusus (khususnya tunarungu) dengan menerapkan metode Amaba dalam pembelajaran baca tulis Al-Qur’an. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan proses penerapan metode Amaba dalam pembelajaran huruf hijaiah bagi anak tunarungu di SLB Islam Qathrunnada, 2) mengetahui hasil dari pembelajaran huruf hijaiah melalui metode Amaba pada anak tunarungu di SLB Islam Qathrunnada, 3) mengetahui faktorfaktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran huruf hijaiah pmelalui metode Amaba pada anak tunarungu di SLB Islam Qathrunnada. Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research), dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pendekatan yang digunakan ialah pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Untuk uji keabsahan data, penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian skripsi ini menunjukkan bahwa: 1) penerapan metode Amaba dilaksanakan melalui tiga tahapan penting: pertama, tahap persiapan yang meliputi adanya pelatihan pengajaran Amaba pada guru serta adanya persiapan sarana dan prasarana. Kedua, tahap pelaksanaan yang meliputi assesment, terapi wicara, pembelajaran Amaba, serta pengembangan bahasa. Ketiga, tahap evaluasi yang meliputi evaluasi harian, ujian, pengamatan cara baca huruf hijaiah, tes, serta rapat, 2) hasil penerapannya yaitu peserta didik tunarungu mampu menulis dan membaca huruf hijaiah dalam bentuk tulisan Arab dan tulisan latin, kemampuan wicara peserta didik tunarungu meningkat dan tetap bisa berisyarat dengan baik, serta peserta didik tunarungu mampu menghafalkan surat-surat pendek dan bacaan salat, 3) faktor pendukung meliputi: lingkungan sekolah, sarana dan prasana, komunikasi yang baik, pengulangan materi belajar, penggunaan Sistematika Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI), terapi prawicara, pembagian kelas sesuai karakteristik peserta didik, dukungan orang tua, sistem huruf berharakat langsung serta teknik pembelajaran yang cerdik dan kreatif. Faktor penghambat meliputi: penggunaan suku kata, kurangnya pelatihan pada guru, peserta didik yang usianya dewasa, suasana hati peserta didik, kurangnya perhatian orang tua serta peserta didik tidak mengulang pembelajaran.