Istijabah, Robi'ah Nur (2024) MUHAMMAD ISMAIL AL-ASCHOLY DAN OTORITAS HIBRIDA: ANTARA TAFSIR MEDIA SOSIAL DAN KITAB TAFSIR SAFINATU KALLA SAYA’LAMUN FI TAFSIRI SYAIKHONA MAIMUN. Masters thesis, IIQ AN NUR YOGYAKARTA.
20201904_COVER_BAB I.pdf
Restricted to Registered users only
Download (1MB)
20201904_BAB II.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only
Download (338kB)
20201904_BAB III.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only
Download (524kB)
20201904_BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only
Download (1MB)
20201904_BAB V_DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only
Download (326kB)
Abstract
Seiring dengan lahirnya istilah digital natif media baru berhasil memunculkan pemikiran dan otoritas baru. Perkembangan ini berdampak pada bergesernya bentuk tafsir dari tafsir cetak ke tafsir media sosial. Salah satu mufasir yang aktif menafsirkan Al-Qur’an di media sosial adalah Muhammad Ismail Al-Ascholy. Bersamaan dengan tafsir media sosialnya, Muhammad Ismail menulis kitab tafsir yaitu kitab tafsir Safinatu Kalla Saya’lamun fi Tafsiri Syaikhona Maimun yang terbit pada Juni 2023. Penelitian umumnya menunjukkan perbedaan antara tekstur tafsir konvensional dan tafsir media sosial. Meskipun terdapat kesamaan makna antara tafsir media sosial dan tafsir cetak karya Muhammad Ismail, tafsir media sosial cenderung memperlihatkan dampak dari perkembangan media sosial. Kecenderungan ini mengakibatkan munculnya praktik tafsir baru dan otoritas baru. Penelitian ini berupaya untuk menjawab dua rumusan masalah, bagaimana tekstur penafsiran Muhammad Ismail di media sosial dalam kaitannya dengan tafsir Safinatu Kalla Saya’lamun dan hal apa yang mendorong Muhammad Ismail untuk menafsirkan Al-Qur’an di media sosial sekaligus menulis kitab tafsir Safinatu Kalla Saya’lamun.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan, menggunakan metode kulitatif dengan sumber data primer akun instagram @ismailascholy dan Safinatu Kalla Saya’lamun. Riset ini menggunakan pendekatan media baru dan otoritas baru dengan menggunakan teori yang disampaikan oleh Oliver Roy, Goran Larsson, dan Otoritas hibrida. Data yang telah penulis kumpulkan dengan digital etnografi kemudian dianalisis menggunakan metode deskriptif-analitis agar diperoleh hasil penelitian secara mendalam.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tekstur penafsiran Muhammad Ismail di media sosial terdiri dari penyajian materi dengan gambar dan video, keterlibatan audience, kemudahan dalam mengakses konten, target audience lebih luas, dan gaya penyampaian populer. Upaya Muhammad Ismail dalam membangun otoritas hibrida mempunyai tujuan: Media sosial digunakan untuk memperkuat dan memperluas jangkauan dalam menyebarkan pesan-pesan keagamaan dan otoritas pesantren digunakan untuk membangun otoritas di media sosial.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Tafsir Media Sosial, Muhammad Ismail, Safinatu Kalla Saya’lamun, Otoritas Hibrida |
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir |
Depositing User: | User IIQ An Nur |
Date Deposited: | 17 Sep 2024 08:22 |
Last Modified: | 17 Sep 2024 08:22 |
URI: | https://repository.nur.ac.id/id/eprint/551 |