Perundungan merupakan fenomena sosial yang marak terjadi di Indonesia. Menurut psikologi, perundungan berarti tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok, baik secara verbal, fisik maupun psikologis. Perilaku tersebut mengakibatkan korban merasa tertekan, trauma dan tidak berdaya. Kasus ini juga terjadi kepada nabi Yusuf AS. Kisah nabi Yusuf tertulis dalam Al Qur’an surah Yusuf. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk perundungan, penyebab, dampak dan cara yang dilakukan nabi Yusuf dalam menghadapi perundungan yang diterimanya. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan dengan menggunakan pendekatan sejarah dan psikologi. Sumber data penelitian ini terdiri dari data primer yaitu Al-Qur’an Surah Yusuf dan data sekunder yang terdiri dari buku, artikel, jurnal, dan kitab-kitab yang berkaitan dengan penelitian. Penelitian ini dianalisis dengan tahapan sebagai berikut: pertama yaitu identifikasi ayat-ayat dengan mengumpulkan dan memilih ayat-ayat yang relevan dengan kisah nabi Yusuf. Kedua yaitu klasifikasi ayat-ayat yang relevan tersebut dengan teori perundungan. Ketiga yaitu pembahasan atau analisis ayat-ayat yang mengindikasikan perilaku perundungan berdasarkan teori dan penjelasan karya ilmiah terkait dan yang terakhir penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah dalam surah Yusuf nabi Yusuf beberapa kali mendapatkan perundungan, di antaranya yaitu: dua kali perundungan nonverbal tidak langsung dan perundungan fisik ketika dibuang ke dasar sumur dan atas tipu daya kematian yang dilakukan oleh para saudaranya, perundungan verbal ketika nabi Yusuf diperjualbelikan sebagai hamba sahaya oleh musafir, perundungan seksual, perundungan fisik sekaligus nonverbal secara langsung berupa ancaman masuk penjara yang dilakukan oleh istri Al Aziz, perundungan nonverbal tidak langsung yang dilakukan Al Aziz ketika Nabi Yusuf secara tidak adil dimasukkan ke penjara dan perundungan verbal berupa tuduhan dan cemoohan yang dilakukan para saudaranya ketika dia menjabat sebagai pejabat pemerintah. Perundungan yang diterima nabi Yusuf beberapa kali merendahkan harga dirinya serta membuatnya merasa risau dan khawatir. Bahkan dalam kasus lain tindakan tersebut membuatnya marah dan kesal. Namun atas semua itu dia senantiasa bersabar, tetap berbuat baik dan optimistis, tidak menyimpan dendam dan memafkan orang orang yang menyakitinya.