Mental spiritual merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam kepribadian seseorang. Apabila seseorang mempunyai kepribadian yang baik, maka bisa dikatakan bahwa mental spiritualnya baik dan kuat. Mayoritas sekolah saat ini lebih fokus pada pencapaian nilai akademik siswa, namun seringkali mengabaikan perkembangan aspek mental spiritual mereka. Akibatnya, banyak siswa yang memiliki prestasi akademik yang tinggi, namun kurang mampu beradaptasi dengan lingkungan sosial mereka, situasi ini menyebabkan adanya peningkatan kasus kenakalan remaja dan juga angka pengangguran. Oleh karena itu, pentingnya penanaman mental spiritual dapat diartikan sebagai meletakkan dasar-dasar keimanan sesuai dengan ajaran Islam dengan maksud yang ditujukan kepada jiwa. Seperti halnya di Raudhatul Athfal (RA) Darul Ilmi yang melakukan penanaman mental spiritual pada anak usia dini melalui program tahfiz. Hal itu diharapkan dengan menghafalkan Al-Qur’an, doa sehari-hari dan hadist, seseorang akan merasa lebih dekat dengan Allah Swt, lebih tenang, serta menjadi pengingat agar tidak melakukan hal-hal yang melanggar syariat agama. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini memfokuskan pada bagaimana proses, hasil, serta faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan penanaman mental spiritual anak usia dini melalui program tahfiz di RA Darul Ilmi. Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan penelitian lapangan di RA Darul Ilmi. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis menggunakan model Miles dan Hubermen melalui 3 (tiga) tahapan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Untuk memverifikasi keabsahan data, penelitian ini menggunakan teknik triangulasi berupa menggunakan sudut pandang yang beragam terhadap apa yang telah diperoleh oleh peneliti. Hasil dari penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang diangkat oleh peneliti, menunjukkan bahwa proses penanaman mental spiritual anak usia dini melalui program tahfiz di RA Darul Ilmi melalui tiga tahapan yakni perencanaan berupa motivasi, pelaksanaan penghafalan, serta evaluasi berupa penilaian. Kemudian berdasarkan proses tersebut diperoleh hasil penanaman mental spiritual berupa anak usia dini terbiasa melakukan aktivitas yang berpedoman dengan nilai-nilai spiritual Agama Islam. Hasil tersebut tidak luput dari kualitas guru serta orang tua terhadap peserta didik dalam memberikan penanaman spiritual. Meski demikian, pelaksanaan penanaman spiritual juga dapat terhambat oleh pola asuh ataupun faktor psiko-sosial yang belum sepenuhnya didapatkan oleh anak.