Maraknya pinjaman online yang kerap digunakan masyarakat sebagai salah satu solusi meminjam dana yang mudah persyaratannya dan cepat pencairannya, tanpa memperhatikan efek dan resiko kedepan. Dengan berlonjaknya kebutuhan ditambah lagi masa-masa pandemi yang panjang, membuat banyak orang kehilangan lahan pekerjaannya namun tetap harus memperpanjang hidup. Tanpa dipungkiri lagi, hal yang harus tetap dimiliki adalah uang, baik untuk kebutuhan sendiri atau untuk memulai usaha. Untuk itu di penelitian ini akan membahas tentang penerapan 5C pada proses pembiayaan yang ada pada perusahaan pinjaman online syariah.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Proses pembiayaan yang disediakan oleh aplikasi pembiayaan syariah, (2) Prinsip kehati-hatian yang diterapkan dalam proses pembiayaan online syariah dan (3) Kendala apa saja yang dialami dalam proses pembiayaan online syariah. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, dokumentasi, observasi online. Setelah pengumpulan data, hasil penelitian dianalisis untuk mendapat kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa: (1) Proses pembiayaan yang ada pada pinjaman online syariah sudah sesuai dengan teori yang ada dan memiliki alur yang sama dari mulai mendaftar dengan mengisi formulir dan pengumpulan berkasbeskas yang butuhkan, seleksi berkas, pemeriksaan kembali, penawaran produk, persetujuan pembiayaan, realisasi, lalu pengembalian. (2) Setiap perusahaan sudah menerapkan prinsip 5C, namun pada prinsip character dan capacity beberapa perusahaan hanya mengalisis secara online tanpa bertemu langsung dengan calon peminjam, sedangkan pada collateral belum sepenuhnya dapat meminta jaminan yang bisa menjamin bahwa calon peminjam itu mampu untuk menyelesaikan pembiayaannya. (3) Kendala yang terjadi pada penerapannya yaitu sering terjadi penipuan data dan bermasalah pada kelengkapan data calon peminjam yang akan menyulitkan tim untuk memutuskan pembiayaan yang layak.