Di era globalisasi ini pendidikan non-formal berpengaruh terhadap keberhasilan dan perkembangan kemampuan generasi muda melebihi anak-anak lainnya. Kesenian Njanen merupakan salah satu pendidikan non formal yang di dalamnya mengandung makna-makna pendidikan agama Islam. Kesenian Njanen dapat pula membentuk norma-norma penting yang biasanya sangat berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat. Tujuan dari penelitian ini yaitu 1) Untuk mengetahui pelaksanaan kesenian Njanen dalam mengembangkan nilai-nilai pendidikan agama Islam di Dusun Gogik, Girirejo, Ngablak, Magelang. 2) Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan agama Islam yang terdapat dalam kesenian Njanen di Dusun Gogik, Girirejo, Ngablak, Magelang. 3) Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam Kesenian Njanen di Dusun Gogik, Girirejo, Ngablak, Magelang. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field reseaech) dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah dengan cara mereduksi data, menyajikan data serta penarikan kesimpulan. Untuk uji keabsahan data, penelitian ini menggunakan triangulasi. Hasil penelitian dalam skripsi ini menunjukan bahwa: 1) Pelaksanaan Kesenian Njanen di Dusun Gogik Girirejo Ngablak Magelang dilakukan pada malam hari, dimulai sekitar pukul 20.00 -02.00 WIB. Rangkaian acara yang pertama yaitu pembukaan doa bersama, kemudian dilanjutkan pembacaan syairsyair Njanen dan setelah itu diakhiri dengan doa penutup serta makan bersamasama. 2) Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Kesenian Njanen adalah nilai akidah yang terdapat dalam syair yang berjudul “uncang anceng pager wesi dan perintah Allah”, nilai ibadah terletak pada syair yang berjudul “perintah Allah dan pengiling-iling wong urip” dan nilai akhlak terdapat pada syair yang berudul “petujuk, pepiling dan pengiling-iling wong urip”. 3) Faktor pendukung dalam kesenian Njanen adalah memperoleh syafa‟at Nabi Muhammad SAW, tradisi turun temurun, generasi yang masih aktif, dan didukung oleh pemerintahan desa. Sedangkan faktor penghambat dalam kesenian Njanen adalah belum ada regenerasi, latihan sampai larut malam serta syair Njanen belum dijadikan sebuah buku.