Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konten penafsiran Faqihuddin Abdul Kodir terkait relasi suami istri dalam Al-Qur'an. Dengan menggunakan pendekatan Qirā’ah Mubādalah, yang menekankan prinsip kesalingan dan keadilan dalam hubungan suami istri, penelitian ini mengeksplorasi bagaimana Faqihuddin menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan hak dan kewajiban dalam pernikahan. Pendekatan ini digunakan untuk menawarkan pandangan alternatif yang lebih seimbang dan humanis, dengan menolak penafsiran yang mendukung superioritas salah satu pihak atas yang lain. Penelitian ini dilakukan melalui metode analisis konten, di mana data utama berasal dari karya-karya Faqihuddin yang membahas topik relasi suami istri dalam perspektif Al-Qur'an. Analisis ini berfokus pada bagaimana Faqihuddin menggunakan Qirā’ah Mubādalah untuk merekonstruksi pemahaman yang lebih inklusif terhadap peran suami dan istri, serta bagaimana karakteristik penafsiran Faqihuddin Abdul Kodir Hasil penelitian menunjukkan bahwa penafsiran Faqihuddin Abdul Kodir memperlihatkan kecenderungan untuk mengedepankan prinsip kesetaraan, kemaslahatan bersama, dan penghormatan terhadap martabat manusia, yang tercermin dalam upayanya untuk menafsirkan ulang ayat-ayat AlQur'an yang sering kali dijadikan justifikasi untuk praktik-praktik yang merugikan salah satu pihak dalam pernikahan. Karakteristik utama penafsiran Faqihuddin Abdul Kodir adalah pendekatan berbasis keadilan gender dan kesetaraan dalam relasi suami istri. Ia menggabungkan tradisi tafsir klasik dengan inovasi kontemporer, fokus pada hubungan harmonis dan adil dengan prinsip mubādalah, serta dipengaruhi oleh metode tafsir ulama kontemporer seperti Abu Syuqqah yang menekankan kesetaraan gender dalam teks keagamaan.