Gagasan penelitian ini berawal ketika penulis menyadari bahwa telah banyak respon masyarakat terhadap Alquran termasuk di Pondok Pesantren Manalil Burhan Gondang Taman Pemalang Jawa Tengah yang melestarikan tradisi pembacaan ayat-ayat munjiyāt yang sampai sekarang dijadikan sebagai sebuah amalan rutin. Di Pondok Pesantren Manalil Burhan ini, pembacaan amalan ayat munjiyāt diyakini bisa menjadi sarana terkabulnya berbagai macam hajat sesuai dengan keinginan orang yang membacanya. Berangkat dari berbagai hal di atas, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan secara kritis dan mendalam tentang praktek pembacaan amalan ayat munjiyāt di Pondok Pesantren Manalil Burhan, pemahaman Kyai M. Jauhar Masyhuri (selaku penerus pengījāzahan) tentang ayat munjiyāt yang rutin diamalkan di pesantrennya, serta resepsi dari para santri dan masyarakat umum tentang amalan tersebut.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif (Qualitative research) yang termasuk kategori penelitian lapangan (field research) dengan memakai pendekatan fenomenologis. Pengumpulan data dilakukan dengan gabungan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur, observasi partisipan, dan dokumentasi. Analisis data memakai langkah-langkah analisis data fenomenologis yaitu dengan dilakukannya 3 reduksi : 1) Reduksi Fenomenologis yaitu mengosongkan diri dari segala pemahaman yang bersifat subjektivitas yang dapat mengganggu proses mencapai realitas. 2) Reduksi Eidetis yaitu menyaring segala hal atau informasi yang bukan merupakan intisari atau realitas dari sebuah fenomena. 3) Reduksi Transedental yaitu memandang sesuatu secara menyeluruh dari berbagai seginya dan harus memahami kembali kepada objek secara langsung
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Praktek pembacaan amalan ayat munjiyāt dilakukan dalam bentuk mujāhadah dan istighātsah. Praktek pembacaan amalan yang sekarang tidak jauh berbeda dengan praktek yang diajarkan sebelumsebelumnya. Pembacaan amalan ayat munjiyāt ada yang dilakukan setiap hari dan setiap minggu. 2) Pemahaman ayat munjiyāt oleh Kyai M. Jauhar Masyhuri adalah kumpulan tujuh yang terdapat dalam Alquran Istambul yang diyakini mempunyai banyak fadhīlah sebagai sarana terkabulkannya berbagai macam hajat. 3) Resepsi para santri tentang ayat munjiyāt yaitu bahwa mereka meyakini jika ayat-ayat tersebut memiliki fadhīlahfadhīlah tertentu. Sedangkan resepsi dari masyarakat adalah bahwa mereka menganggapnya sebagai sarana berdoa meskipun ada juga sebagian masyarakat lainnya yang menolak dan menganggap bahwa Gus Jauhar tak lebih dari seorang dukun. Penulis berharap hasil riset ini merekomendasikan untuk pengkajian lebih lanjut tentang riset-riset living qur’an yang banyak dilakukan oleh masyarakat. Diharapkan pula bagi para peneliti selanjutnya untuk mengkaji ayat munjiyāt tersebut lebih logis dan lebih ilmiah lagi.