Penulisan skripsi ini berawal dari permasalahan yang terjadi di masyarakat dalam memahami Alquran yang menimbulkan keresahan, saling hujat, saling menyalahkan bahkan sampai terjadinya pembunuhan. Kata kafara sering diartikan sebagai orang yang mengingkari Allah sebagai satu-satunya yang berhak disembah dan mengingkari Rasul Muhammad saw. sebagai utusan-Nya atau dengan kata lain kata kafara adalah kebalikan dari iman. Adapun permasalahan pokok dalam skripsi ini adalah; pertama, apa makna dasar kata kafara dalam al-Quran, kedua, apa makna relasional kata kafara dalam Alquran ketiga apa implikasi kata kafara.
Untuk menjawab permasalahan di atas, penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) dengan analisis semantik yang dikembangkan oleh Sugeng Sugiyono. Adapun langkah pertama yang dilakukan adalah mencari kata kafara yang terdapat di dalam al-Quran, kedua mengumpulkan ayat-ayat yang menerangkan kata kafara. Proses yang dilakukan dalam penelitian ini adalah meneliti makna dasar dalam kamus dan makna relasional kata kafara dengan menggunakan analisis sintagmatik, mencari hubungan asosiasi vertikal dari segi sinonim, antonim dan hiponimnya.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kata kafara memiliki makna dasar yaitu menutupi atau menyembunyikan, sedangkan makna relasional kata kafara beserta derivasinya bermakna pengingkaran kepada Allah sesuai firman Allah dalam Q.S. al-Baqarah ayat 6, bermakna pengingkaran kepada Rasul Muhammad saw tersebut dalam Q.S. al-Baqarah ayat 89, bermakna kufur nikmat tersebut dalam Q.S. al-Baqarah ayat 152, bermakna melepaskan tersebut dalam Q.S. al-Ankabuut ayat 25, bermakna petani tersebut dalam Q.S. al-Hadid ayat 20, bermakna denda tersebut dalam Q.S. al-Maaidah ayat 45, bermakna menghapuskan tersebut dalam Q.S. alTahrim ayat 8 dan bermakna mata air dari surga tersebut dalam Q.S. al-Insaan ayat 5. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, di satu sisi semantik yang disusun oleh Sugeng Sugiyono penting untuk dipelajari karena analisis yang ada di dalamnya berdasar pada analisis lingguistik semantik murni dan Alquran dipandang sebagai materi penelitian, dan di sisi lain, perlu adanya penjelasan lebih rinci terhadap langkah-langkah teori tersebut, karena setelah dioprasionalkan teori tersebut tidak setiap langkah-langkah teori analisisnya bisa diterapkan untuk menganalisa satu kata dalam Alquran.