Semaan Alquran dalam tradisi ḥaul yang telah membudaya di Pondok PesantrenAl-IhyaUlumaddin merupakan salah satu tradisi sosial keagamaan yang lestari selama puluhan tahun. Kegiatan ini telah berjalan selama 57 tahun. Uniknya, sejak 19 tahun yang lalu berawal dari usulan para alumni yang ḥafiẓ Alquranpada peringatan 40 hari wafatnya Al-MaghfurlahK.H. Mustholih Badawi semaan Alquran terbagi menjadi beberapa majelis. Atas dasar usulan dari K.H. Chasbulloh Badawi semaan Alquran dengan pembagian majelis dilestarikan pada peringatan ḥaul Al-Maghfurlah K.H. Badawi Hanafi dengan disesuaikan peringatan ḥaulnya. Fokus penelitian skripsi ini ditekankan untuk menjawab tentang bagaimana pemaknaan tindakan dan apa motivasi komunitas Pondok Pesantren Al-IhyaUlumaddin terhadapsemaanAlqurandalam tradisiḥaul. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif yang menekankan penyusunan teori dari cara berpikir analisis-deskriptif. Penggunaan metode ini adalah dikarenakan masalah yang diangkat merupakan masalah yang bersifat memaparkan sebuah realitas dalam masyarakat. Metode penelitian yang diterapkan adalah mencari fakta dengan tujuan membuat deskriptif yang tepat, secara sistematis, faktual dan mengenai fakta, sifat-sifat serta hubungan dengan fenomena yang diteliti. Adapun untuk memperoleh data dalam penelitian ini metode yang dipakai adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan metode analisis data menggunakan model analisis Miles dan Huberman yaitu: reduksi data (merangkum data, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting), penyajian data (uraian singkat dengan teks yang bersifat naratif) dan verifikasi serta penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Pemaknaan tindakan semaan Alquran dalam tradisi ḥaul berdasarkan teori interaksi simbolik George Herbert Meadterdapat empat tahap dasar, pertama, impulsterhadapsemaan Alquran yaitu mendengar bacaan Alquran dan melihat komunitas Pondok Pesatren Al-Ihya Ulumaddin yang tergabung dalam semaan Alquran. Kedua, persepsi terhadap semaan Alquran yaitu mengoreksi/ menyemak bacaan Alquran, mempelajari dan mensyiarkan Alquran serta menghadiri semaan Alquran akan memperoleh pahala. Ketiga, manipulasi terhadap semaan Alquran yaitu merasa lebih dekat dengan Allah dan mendapat ketenangan jiwa. Keempat, konsumasi terhadap semaan Alquran yaitu menghafal Alquran dan memperuntukkan waktu untuk membaca Alquran. 2) Motivasi komunitas Pondok Pesantren Al-Ihya Ulumaddin dalam mengikuti semaan Alquran dalam tradisi ḥaul peneliti golongkan menjadi dua bagian, pertama, motivasi sosiogenetis yaitu mempereret ukhuwah Islamiah, sebagai media bermasyarakat dengan baik dan media dakwah Islam. Kedua, motivasi teogenetis yaitu mendekatkan diri kepada Allah dan mengaharap ridaNya, menumbuhkan rasa cinta kepada Allah, mensucikan jiwa dan memperoleh keberkahan dari Allah sertamenjaga danmelancarkan hafalan Alquran.