Ide penelitian ini berawal dari pengalaman peneliti ketika mengikuti kegiatan pengajian di salah satu rumah warga di Imogiri saat KKN pada tahun 2015. Peneliti mendapat informasi dari salah satu anggota pengajian bahwa kegiatan rutin ini dilakukan oleh para lansia yang sebagian besar sudah pensiun dari pekerjaannya. Mereka berasal dari berbagai profesi, mulai dari petani sampai dengan PNS. Namun ada beberapa anggota pengajian ini yang belum mampu membaca Alquran dengan benar, bahkan mereka masih minim akan pengetahuan agama. Berangkat dari latar belakang di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisa secara kritis mengenai pelaksanaan Pendidikan Agama Islam pada kelompok Pensiunan di Majelis Taklim Jamaah Walisongo Bantul Yogyakarta dan mengetahui faktor pendukung serta faktor penghambat dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam pada kelompok pensiunan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang temasuk kategori penelitian lapangan (field research) dengan memakai pendekatan psikologi kasepuhan. Pengumpulan data dilakukan dengan gabungan wawancara semi struktur dan tidak struktur, observasi partisipasi pasif, dan dokumentasi. Sedangkan analisa data dilakukan dengan model Miles dan Huberman melalui tahap-tahap sebagai berikut: 1) mereduksi data dengan cara merangkum, 2) penyajian data berupa uraian singkat dengan teks yang bersifat naratif, 3) penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kemudian keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan uji kredibilitas dengan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Kegiatan Pendidikan Agama Islam pada Majelis Taklim Jamaah Walisongo Bantul meliputi kegiatan pengajian rutin yang terdiri dari rangkaian amaliyah berupa tabarruk bi al-Fātiḥah, pembacaan sholawat, ratib al-Ḥaddad, asmaul husna, pembacaan Alquran, mengkaji tafsir al-Ibrīz, pengajian kitab hadis, pembacaan al-Barzanji, tahlil dan do’a, serta senam lansia. Selain itu terdapat kegiatan ekstra berupa ziaroh ke makam dan sowan kyai yang dilaksanakan satu tahun sekali. 2) Faktor pendukung pelaksanaan Pendidikan Agama Islam pada Majelis Taklim Jamaah Walisongo Bantul diantaranya adanya minat dan semangat yang tinggi dari para anggota serta adanya sarana prasarana pribadi yang memadai yang digunakan secara bersamasama. Sedangkan faktor penghambat yang ada diantaranya kesehatan para anggota yang mulai melemah dan kesibukan pribadi dari masing-masing anggota. Adapun saran untuk majelis ini yaitu perlu diadakannya regenerasi anggota. Ajakan dari mulut ke mulut yang belum sepenuhnya berhasil masih tetap bisa dilaksanakan dan dimodifikasi dengan cara lain yang menarik perhatian para pensiun agar mereka mau belajar pengetahuan agama secara bersama-sama.