Penelitian ini membahas tentang pendidikan multikultural dalam majelis ilmu “Maiyah”. Penyusunan ini tidak lain dilatarbelakangi berbagai konflik yang disebabkan adanya keanekaragaman, fakta akan minimnya pendidikan multikultural dan kesalahpahaman masyarakat terhadap kebudayaan. Menurut hemat penyusun belum ada majelis yang senada dengan Maiyah, sebuah majelis ilmu yang relevan dengan pendidikan multikultural. Penyusun mencoba menggali nilai-nilai pendidikan multikultural yang dapat digunakan sebagai salah satu upaya resolusi konflik melalui sebuah majelis ilmu. Penyusunan skripsi ini juga dimaksudkan untuk mengetahui berbagai upaya yang dilakukan majelis ilmu “Maiyah” dalammenumbuhkembangkan kesadaran multikultural. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif (qualitative research). Karena penelitian ini termasuk penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, maka dalam pengumpulkan datanya menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan untuk menganalisis datanya menggunakan reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Penelitian dilakukan di komplek TKIT Alhamdulillah, Tamantirto, Kasihan, Bantul. Hasil dari penelitian ini adalah nilai-nilai pendidikan multikultural dalam majelis ilmu “Maiyah” dan berbagai upaya yang dilakukan Maiyah dalam menumbuhkembangkan kesadaran multikultural. Nilai-nilai pendidikan multikultural dalam Maiyah berkaitan dengan menghargai sesama seperti:(1)nilai toleransi terhadap perbedaan; (2) nilai keadilan dalam sebuah komunitas seperti yang telah diajarkan semua agama; (3) nilai demokrasi yang terus dipertahankan; (4) nilai kerukunan; (5) nilai kesetaraan dalam keberagaman dan (6) nilai persatuan dalam meningkatkan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Upaya yang dilakukan Maiyah dalam menumbuhkembangkan kesadaran multikultural; (1) Maiyah mengajak jama’ah untuk berpikir terbuka dengan selalu menengok kembali sejarah masa lampau kemudian direfleksikan pada masa sekarang; (2) Maiyah memberikan peluang kepada jama’ah untuk mengembangkan wacana multikultural; (3) jama’ah Maiyah diajak bersama untuk memahami, mengetahui, menyelidiki tradisi orisinil dengan tradisi yang sudah dicampur-aduk; (4) melihat adanya perbedaan kemampuan yang kemudian diupayakan pencapaian intelektual yang lebih diorientasikan pada fakta-fakta yang terjadi pada lingkungan sekitar sehingga segala informasi yang di dapat jama’ah Maiyah mampu memperkaya pengetahuan; (5) membangkitkan titik kemanusiaan jama’ah Maiyah; (6) tidak mempermasalahkan jenis kelamin (gender) dan (7) mempermudah jama’ah Maiyah dalam merefleksikan watak realitas tertinggi kebaikan Tuhan. Dalam mengaplikasikan pendidikan multikultural, Majelis Ilmu “Maiyah” perlu lebih diperluas wilayah jangkauannya. Selain itu, pemerintah juga perlu mengupayakan berbagai materi yang berkaitan dengan multikulturalisme pada kurikulum pendidikan sekolah.