Shalat merupakan tiang agama yang menjadi tolok ukur keberagamaan seseorang sebagai pribadi muslim. Oleh sebab itu pembelajaran dan pendidikan shalat sejak usia dini merupakan sebuah kewajiban bagi keluarga, terutama orang tua bagi anak-anak mereka. Sebagaimana Nabi Muhammad menyuruh untuk memerintahkan anak-anak melaksanakan shalat sejak menginjak usia tujuh tahun. Dari landasan teologis seperti demikian, maka menjadi penting untuk meneliti perihal usaha orang tua dalam mendisiplinkan ibadah shalat anak di dalam keluarga, dan pada penelitian ini lebih difokuskan pada sekolah dasar negeri (SDN) 1 Srandakan Bantul Yogyakarta.
Pada penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan yang menggunakan metode kualitatif dengan langkah-langkah mendeskripsikan fakta-fakta yang ada di lapangan seperti diperoleh dari observasi, dokumentasi, dan wawancara (interview), dari perolehan data tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan metode induktif dengan menyimpulkan data yang bersifat khusus menjadi satu kesimpulan yang umum (general). Dari metode-metode di atas, beberapa fakta menarik yang menjadi hasil dari peneletian ini adalah. Pertama, usaha orang tua dalam pendidikan shalat anak menempati posisi yang sangat penting dalam pendampingan shalat anak, sebab perilaku sehari-hari seorang anak lebih banyak di keluarga dari pada di tempat yang lain, di samping itu tauladan orang tua juga menjadi faktor penting, sebab pada usia anak-anak lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan di sekitar mereka. Kedua, untuk memacu kedisplinan anak dalam pelaksanaan shalat, para orang tua mempunyai usaha yang beragam, seperti memberikan pujian dan hadiah ketika melakasanakan shalat, hukuman dan ancaman ketika meninggalkan shalat, memberikan nasehatnasehat, dan tidak sedikit pula yang menyuruh anak-anak pergi mengaji kepada ustadz di sekitar lingkungannya. Ketiga, dengan mengetahui faktor-faktor yang mendukung ibadah shalat anak sangat membantu untuk memudahkan para orang tua untuk menindaklanjutinya. Dari hasil penelitian ini, diharapkan bagi para orang tua untuk lebih memberikan perhatian mereka di dalam mengawasi anak-anaknya dalam hal shalat, sebab keseharian dan perilaku mereka lebih sering berada di rumah. Hal ini bisa menjadi fungsi kontrol untuk mengawal proses kedisiplinan anak dalam beribadah.