Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penyimpangan yang dilakukan beberapa pemuda. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut terjadi adalah rendahnya tingkat religiositas para pemuda. Ketika pemuda memiliki tingkat perilaku menyimpang tinggi maka tingkat religiositasnya rendah. Beberapa hal yang memengaruhi religiositas seseorang adalah lingkungan keluarga dan lingkungan lingkungan pendidikan dalam masyarakat. Salah satu bentuk dari lingkungan pendidikan masyarakat adalah terwujudnya pranata keislaman seperti majelis taklim. Di Desa Wonokromo Pleret Bantul terdapat suatu majelis yang rutin diikuti oleh pemuda-pemudi Wonokromo 2. Majelis tersebut bernama Majelis Taklim Satu Hati. Dengan adanya Majelis Taklim, para pemuda-pemudi dapat menggunakan waktunya untuk mengikuti kegiatan tersebut. Tentunya hal tersebut dapat meminimalisir pemuda-pemudi untuk melakukan hal-hal yang negatif. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara keaktifan mengikuti Majelis Taklim Satu Hati terhadap religiositas Muda-Mudi Wonokromo 2. 2) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan keluarga terhadap religiositas Muda-Mudi Wonokromo 2. 3) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keaktifan mengikuti Majelis Taklim Satu Hati dan lingkungan keluarga terhadap religiositas Muda-Mudi Wonokromo 2. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain non-eksperimen. Responden dalam penelitian ini adalah Muda-Mudi Wonokromo 2 (MMWK 2) sebanyak 81 orang. Pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuesioner, wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah uji validitas dan reliabilitas instrumen dan uji regresi linear berganda. Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan menggunakan uji regresi ganda, diperoleh kesimpulan bahwa: 1) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel keaktifan mengikuti majelis taklim (X1) dengan religiositas (Y). Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai korelasi (r) sebesar 0,360 dan nilai p (sig) sebesar 0,000. 2) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel lingkungan keluarga (X2) dengan religiositas (Y). Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai korelasi (r) sebesar 0,234 dan nilai p (sig) sebesar 0,018. 3) Terdapat pengaruh keaktifan mengikuti majelis taklim dan lingkungan keluarga terhadap religiositas sebesar 19,1%. Hal tersebut ditunjukkan dengan koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,191. Adapun sisanya 80,9% religiositas dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.